Lihat ke Halaman Asli

Jan Bestari

Merayakan setiap langkah perjalanan

Pesona dan Kelindan: Dabal, Jubah Arab dan Teluk Belanga dalam Jamuan Makan Saprahan di Sambas

Diperbarui: 20 Januari 2022   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana tarup disaat jamuan makan saprahan di Kabupaten Sambas (Dokpri)

Entah disadari atau tidak oleh kita masing-masing, dimana pakaian yang dipakai fungsinya tidak hanya sebagai penutup tubuh saja. Kini ia sudah bergeser menjadi suatu gaya hidup yang dapat merepresentasikan siapapun pemakainya.

Demikian juga halnya di Sambas yang adat tradisinya masih lestari. Jenis pakaian tertentu yang dipakai seseorang juga akan dapat menentukan status sosial seseorang.

Transformasi gaya berbusana juga menunjukkan citra diri seseorang yang juga merambah sampai kepada laku tradisi saprahan di tarup. Memang hal tersebut tampak jelas saat kita pergi memenuhi undangan pernikahan di tarup yang masih sangat kental menerapkan adat istiadat mulai sejak pagi hari zikir nazam* dilantunkan, menghidangkan jamuan saprahan* sampai dengan pengantin bersanding bahagia didepan tamu undangan disiang harinya.

Biasanya tamu undangan pria yang datang ke tarup, akan langsung diarahkan oleh among tamu untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan. 

Secara umum disana akan tampak 2 penampilan kostum peserta undangan, meskipun pembagian duduk diantara kedua kelompok tidak terlalu kentara.

Baju Jas atau dalam bahasa lokal disebut dabal, ia terlihat sangat dekat dengan kultur dan budaya barat. Tampak formal dan seperti mengikuti adab tata cara barat. Semua tampak rapi dan gagah saat pria paruh baya tersebut memakai dabal. Mereka seperti seperti orang yang sangat terdidik. 

Kemudian Dabal berwarna gelap sebagai outfit yang dipakai berpadu sempurna dengan balutan baju muslim atau kemeja setengah formal didalamnya.  

Ditambah sarung, syal putih dipundak dan kopiah haji akan melengkapi penampilan para undangan jika orang tersebut telah menunaikan rukun islam yang ke-5. 

Ada juga sebagian diantara tamu yang mengenakan pakaian seperti jubah, pakaian dari negeri padang pasir namun tetap pakaian luarnya adalah dabal.

Terakhir yang tidak boleh dilupakan adalah kadang terlihat juga undangan berpakaian Teluk Belanga. Ia merupakan pakaian tradisi yang sangat elok dipandang mata dan sangat khas Melayu Sambas yang bernafaskan islam. 

Bahkan kain sabuk benang emas yang ditapihkan sampai selutut tampak gemerlap seolah upaya adat yang secara sengaja untuk menutup seluruh wilayah aurat pria seperti yang diajarkan dalam ajaran agama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline