Sekilas kisah perjalanan dari kota Putussibau menuju Border Badau
Jalan mulus beraspal yang sangat sepi dan berkelok kelok karena menyesuaikan kontur mulai dari bukit sampai lereng gunung tinggi membuat degup jantung kita selama melintasinya akan berdegup kencang.
Tetapi hal itu setimpal dengan pengalaman lainnya karena setiap jengkal jalan mulus yang dilewati seperti milik pribadi. Jalanan nan lengang tersebut memberikan tambahan kenyamanan dalam menikmati bentang alam hutan tropis perawan dikiri kanan jalan yang udaranya dipenuhi oksigen murni serta lingkungannya yang segar lagi menentramkan.
Langsung aku teringat bait awal lagu ninja Hatori yang sangat pas sekali menggambarkan perjalanan menuju kawasan konservasi Betung Kerihun dan Danau Sentarum serta kemudian perjalanan yang nantinya berakhir di perlintasan antar negara bernama Badau.
" Mendaki gunung lewati lembah.Sungai mengalir indah ke samudra. Bersama teman bertualang.Kehidupan yang baru belum pernah terjamah..."
Kemudian sesekali indera mata kita akan dimanjakan dengan pohon-pohon berbunga kontras dengan sekelilingnya yang berwarna merah, terkadang ungu dan putih bersih ditengah dominasi warna rona klorofil hijau yang meneduhkan pandangan mata.
Jika dari kejauhan pemandangan akan tampak seperti siluet biru menyelimuti setiap jengkal tanah yang wilayahnya didominasi oleh hutan konservasi tersebut. Sepertinya sebuah cadangan plasma nutfah hutan tropis dengan biodiversitas tinggi yang masih tersisa dibumi Borneo.
Didalamnya juga merupakan sebuah tempat tinggal terbaik diantaranya berbagai jenis madu hutan serta ikan air tawar seolah harta karun yang tidak akan habis dan selalu memberikan kelimpahan produksi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan disetiap musimnya.
Disini juga akan mudah kita temui sejenis tumbuhan Kratom (mitragyna speciosa) herbal penjaga stamina tubuh yang digunakan oleh masyarakat setempat sebagai bagian dari kearifan lokal sejak dulu. Tumbuhan perdu berkayu yang terlihat tumbuh subur di merata tempat terutama didataran rendah berair. Tanaman yang menjadi salah satu bantalan ekonomi masyarakat karena bernilai ekonomis serta dipasarkan sampai ke luar Borneo untuk berbagai keperluan dalam kehidupan manusia.
Jan Bestari