Lihat ke Halaman Asli

Ardiba Sefrienda

Blogger, Researcher

Kjog ke Museum Sonobudoyo dan Benteng Vrederburg

Diperbarui: 5 Agustus 2016   13:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto by Vika K

Kjog alias Kompasiana Jogja punya acara seru menyambut Bulan Syawal ini. Halal bi halal dengan makan-makan di rumah atau di restoran sih sudah mainstream. Kalau halal bi halal ala Kjog itu dengan mengunjungi museum-museum di Yogyakarta. Destinasi museum kita di hari Sabtu, 23 Juli 2016 lalu kemarin adalah ke Museum Sonobudoyo dan Museum Benteng Vrederburg. 

Kenapa memilih 2 museum ini? Ya karena lokasinya berdekatan, museumnya luas, koleksinya banyak dan (ehem) tiketnya juga lumayan murah. Tiket masuk Museum Sonobudoyo dikenakan biaya tiga ribu rupiah per orang. Kalau anak-anak dua ribu rupiah saja. Sedangkan di Museum Benteng Vrederburg tiket masukanya sebesar dua ribu rupiah untuk dewasa dan seribu rupiah untuk anak-anak.

1. Museum Sonobudoyo

Koleksi Museum Sonobudoyo ada bermacam-macam, dari alat kesenian, alat tradisional dari zaman pra sejarah, Al-Quran kuno, sampai sumbangan Sultan Hamengkubuwono. Kalau diperlukan, kita bisa request pemandu dari Museum Sonobudoyo, gratis!

Foto by Dimas A

Gamelan ini terdapat di pintu masuk museum. Suasana khas Jawa kuno terasa di area Museum Sonobudoyo. Kami dipandu oleh Pak Arya berkeliling museum. Menarik sekali menyimak cerita demi cerita dari setiap koleksi di Museum Sonobudoyo. Sayangnya, walau koleksinya sebanyak ini, ternyata sebagian koleksi ada yang dicuri, padahal seharusnya koleksi museum bisa lebih banyak dari pada sekarang.

2. Museum Benteng Vrederburg. 

Mungkin museum ini adalah museum yng paling sering dikunjungi member KJog. Soalnya memang tempatnya asyik buat nongkrong dan foto-foto. Termasuk salah satunya foto ini nih. Spesial candid sandalnya Mak Enggar, hihi. Di gambar juga sebagian KJog sibuk makan wafer. Itu ternyata 'donasi' dari Dimas. Wih, so sweet banget sih. jarang-jarang ada cowok mau bawain bekal makanan begitu.

Foto by Dimas A

Di Museum Benteng Vrederburg, kami tidak menyewa pemandu. Pemandu kami cukup Nang Niken saja. Si penggemar bangunan tua ini terliini ternyata lumayan paham seluk-belum museum. Termasuk sarana bermain anak berepa video interaktif melawan tentara musuh.

Puas memasuki masing-masing diorama, kegiatan KJog Goes to Museum dilanjutkan dengan ngobrol santai di teras ruang diorama 2. Saat itu hujan turun deras, karena itu perbincangan kami menjadi semakin seru. Apalagi, tiba-tiba Arni datang dengan memakai kacamata hitam (walau hujan, tetapi cuaca memang cukup terik). 

Kontan saja Arni menjadi bulan-bulanan kami. Gayanya sudah mirip Syahrini kw 12. Setelah kami puas mem'bully' Arni, kemudian cuaca menjadi cerah kembali. Sebagai pamungkas, kami lalu mengunjungi Pasar Kangen, sebuah pameran tahunan di Taman Budaya yang berisikan pedagang barang antik. Selain pedagang barang antik, tersedia juga berbagai makanan dan minuman tradisional. Konotasi 'kangen' di sini berarti nostalgia.

Kayaknya benar-benar akan jadi nostalgia yang indah untuk dikenang deh, jalan-jalan bersama KJog, hehe... 

    




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline