Lihat ke Halaman Asli

Annastasia Ediati

Psikolog Klinis

Bosan Bisa Memicu Risiko Terkena Covid-19, Benarkah?

Diperbarui: 13 Oktober 2020   02:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

memorial.com

"Kapan sih pandemi ini berakhir?"

"Corona kok gak pergi-pergi sih.. udah bosan banget deh di rumah terus"

Ungkapan di atas pasti udah sering kita dengar, atau malah kita sendiri yang merasakannya.

Sudah 7 bulan kita memasuki masa pandemi Covid-19, berusaha patuh untuk #dirumahsaja #stayathome agar #staysafe. Semuanya kita lakukan agar dapat segera kembali beraktivitas (sekolah/kuliah/bekerja) seperti semula, sebelum virus corona datang.

Sebenarnya wajar gak sih bosan di rumah terus?

Rasa bosan adalah hal yang wajar dirasakan ketika kita dihadapkan pada rutinitas yang sama setiap harinya.

Apalagi di jaman pandemi seperti ini. Mau jalan-jalan ke mall kayak dulu, gak bisa. Mau cipika-cipiki waktu ketemu, gak bisa. Takut ketularan atau takut menularkan virus ke orang lain.

Sementara situasi di rumah gak asik banget. Lama-lama, bisa kering ide mau ngapain lagi di rumah. Rasanya ingin banget keluar rumah jalan-jalan lihat pemandangan biar gak suntuk di rumah. Tapi takut... akhirnya jadi stuck di rumah saja.

Bosan tingkat dewa deh!

Kebosanan: Dampak psikologis karantina di masa pandemi 

Menurut para peneliti di dunia, frustrasi dan bosan adalah salah satu sumber stres saat kita harus karantina di masa pandemi (Brooks dkk, 2020). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline