Lihat ke Halaman Asli

Edi Gunawan

Mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

Akuntan Layaknya Dokter Penyakit Keuangan

Diperbarui: 28 Desember 2023   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mungkin ada yang bertanya tanya, jika masyarakat yang sakit akan pergi berobat ke dokter, maka, kemana perusahaan yang sakit harus mencari pertolongan?

Sebagaimana yang kita ketahui, dokter mempunyai kompetensi untuk mendiagnosis dan merawat kondisi kesehatan fisik seseorang, namun untuk menganalisis, merekam, dan melaporkan informasi keuangan suatu perusahaan atau individu, dibutuhkan kompetensi teknis yang berbeda dengan dokter yang secara spesifik kompetensinya dibidang medis. Dalam dunia bisnis, laporan keuangan adalah "rekam medis" yang mencerminkan kesehatan finansial suatu entitas, dalam hal ini, profesi akuntan-lah yang memiliki kompetensi untuk melakukan itu. Profesi akuntan diibaratkan sebagai "dokter" laporan keuangan karena perannya yang krusial dalam menjaga kesehatan finansial suatu entitas.

Jika pembaca merupakan generasi 90-an, mungkin masih ingat dengan salah satu perusahaan jamu terbesar di Indonesia yaitu PT Nyonya Meneer. Nyonya Meneer bangkrut lantaran tak mampu membayar utang sebesar Rp 267 miliar kepada sejumlah kreditur dan terpaksa menutup pabriknya di Semarang. Selain terlilit utang, PT Nyonya Meneer sebelumnya juga pernah mengalami krisis operasional cukup panjang. Selain dari manajemen keuangan perusahaan yang buruk dari tahun 1984 hingga 2000, internal perusahaan juga terus digoyang oleh sengketa perebutan kekuasaan antarkeluarga.

Seorang akuntan tidak bekerja hanya terbatas pada pencatatan transaksi keuangan, tetapi juga bertanggung jawab untuk menerjemahkan data tersebut menjadi informasi yang dapat dimengerti dan berguna bagi pemangku kepentingan. Seperti dokter yang memberikan rekomendasi pengobatan berdasarkan diagnosisnya, akuntan memberikan saran dan analisis keuangan yang dapat membantu manajemen membuat keputusan yang tepat. Oleh karena itu, kemampuan interpretatif dan pemahaman mendalam tentang prinsip akuntansi menjadi kunci keberhasilan seorang akuntan.

Tentu terdapat perbedaan mendasar antara prinsip akuntansi dan prinsip pelayanan bidang medis dalam konteks dokter. Perbedaan tersebut antara lain mengenai sifat dan karakteristik layanan dimana pada prinsip akuntansi berkaitan dengan pengukuran, pengakuan, dan pelaporan informasi keuangan suatu entitas dan melibatkan rekaman transaksi keuangan dan menyediakan informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan pada prinsip pelayanan dalam konteks dokter lebih berkaitan dengan memberikan perawatan dan layanan medis kepada pasien. Fokus utamanya adalah pada aspek kesehatan medis dan pengobatan.

Selain itu, objek pelayanan dalam akuntansi adalah penyediaan informasi keuangan yang akurat dan relevan kepada pemangku kepentingan, seperti pemilik, investor, dan pihak lain yang berkepentingan. Sedangkan objek pelayanan dokter adalah pasien dan penyediaan perawatan medis kesehatan dan kesejahteraan pasien. Prinsip akuntansi mencakup standar etika dan prinsip yang diikuti oleh akuntan untuk memastikan integritas dan kualitas informasi keuangan. Pada dokter, prinsip etika medis dan standar profesi kesehatan ditujukan untuk memberikan perawatan yang etis dan aman bagi pasien. Meskipun ada perbedaan mendasar dalam prinsip dan sifat layanan antara akuntansi dan layanan medis, keduanya memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan organisasi dan kesehatan individu. Perbedaan ini mencerminkan sifat unik dan kompleks dari masing-masing profesi.

Disisi lain, seiring dengan evolusi dan kompleksitas bisnis serta tuntutan informasi keuangan yang semakin meningkat, akuntan atau konsultan akuntansi sebagai dokter laporan keuangan membutuhkan adaptasi terhadap perubahan lingkungan bisnis. Perusahaan konsultan akuntansi mulanya terbentuk abad ke-20 sebagai respons terhadap kebutuhan organisasi untuk keahlian akuntansi yang lebih khusus dan kompleks. Pertumbuhan pesat setelah Perang Dunia II melihat konsultan akuntansi menjadi mitra strategis dalam menyediakan layanan audit, perpajakan, dan konsultasi manajemen. Era teknologi dan globalisasi membawa perubahan signifikan, dengan perusahaan konsultan akuntansi mengadopsi sistem informasi yang canggih dan melibatkan diri dalam skala internasional. Diversifikasi layanan menjadi aspek kritis, di mana konsultan tidak hanya fokus pada akuntansi tradisional tetapi juga memberikan layanan konsultasi bisnis yang komprehensif. Seiring regulasi dan standar akuntansi yang semakin ketat, konsultan akuntansi memainkan peran penting dalam membimbing organisasi melalui lanskap keuangan yang dinamis, memastikan kepatuhan etika, dan memberikan wawasan yang mendalam untuk mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Dengan perkembangan teknologi, peran akuntan semakin berkembang dan melibatkan penerapan analisis data dengan semakin cepat. Akuntan modern tidak hanya harus mahir dalam penggunaan perangkat lunak akuntansi, tetapi juga perlu memiliki keterampilan analitis tingkat tinggi untuk menghadapi tantangan kompleks dalam dunia bisnis yang dinamis. Dengan demikian, seorang akuntan tidak hanya berperan sebagai dokter laporan keuangan yang tradiosional, tetapi juga sebagai agen perubahan yang dapat membawa inovasi dalam pengelolaan keuangan.

Berbicara mengenai perubahan, baru baru ini perusahaan raksasa akuntansi, Ernst & Young (EY) mengumumkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 3.000 karyawan di Amerika Serikat atau memangkas 5 persen dari total karyawan yang sebanyak 350.000 karyawan. Tak hanya EY, perusahaan akuntansi lainnya yaitu Accenture memangkas 19.000 pekerjaan atau sekitar 2,5% staf secara global, sementara McKinsey dilaporkan memangkas sekitar 1.400 posisi atau 3% karyawannya. EY melakukan hal itu sebagai cara untuk mengatasi pengawasan dari regulator tentang konflik kepentingan antara unit audit dan konsultan (infobanknews.com). Artinya, lembaga yang menaungi konsultan akuntansi atau akuntan mulai melakukan spesialisasi dengan memisahkan lembaga nya dari lembaga yang bergerak di jasa audit.

Dalam menjalankan perannya sebagai dokter laporan keuangan, seorang akuntan juga diharapkan untuk menjunjung tinggi etika profesional. Kejujuran, integritas, dan kepatuhan terhadap standar akuntansi merupakan pondasi utama yang harus dipegang teguh. Akuntan bertindak sebagai penjaga kepercayaan masyarakat terhadap informasi keuangan, sehingga keandalan laporan keuangan yang dihasilkan menjadi kunci dalam membangun reputasi dan keberlanjutan suatu entitas.

Agar dapat memahami dengan mudah bagaimana peran seorang "dokter" dalam aktivitas ekonomi sebagai sebuah sistem, maka kita perlu mengetahui sistem perekonomian yang berjalan dalam suatu negara. Sistem perekonomian tersebut diibaratkan dengan kesehatan tubuh manusia seorang pasien. Namun, menurut penulis, analogi ini hanya sebagai gambaran dan tidak mencakup semua aspek kompleks dari sistem ekonomi.

  • Bank Sentral sebagai Jantung. Jantung memompa darah ke seluruh tubuh, mirip dengan peran Bank Sentral dalam memasok uang ke seluruh ekonomi. Bank Sentral mengatur jumlah uang yang beredar melalui kebijakan moneter.
  • Sistem Perbankan sebagai Pembuluh darah. Pembuluh darah membawa darah ke seluruh tubuh, seperti halnya lembaga-lembaga keuangan yang menyebarkan uang ke berbagai sektor ekonomi. Bank-bank komersial berperan sebagai perantara dalam proses ini.
  • Pelaku Ekonomi sebagai Sel. Sel-sel dalam tubuh manusia mewakili berbagai pelaku ekonomi seperti rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah. Mereka menggunakan darah (uang) untuk berbagai aktivitas dan transaksi.
  • Nilai Tambah Ekonomi sebagai Oksigen dan Nutrisi (Value Added). Oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah ke sel-sel tubuh mirip dengan nilai tambah ekonomi yang dihasilkan melalui transaksi dan aktivitas ekonomi.
  • Sistem Keuangan Non-Bank sebagai Sistem Limfatik. Sistem limfatik membantu membersihkan racun dari tubuh, dapat dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan non-bank yang berkontribusi pada kesehatan sistem keuangan.
  • Krisis Ekonomi sebagai Penyakit dan Infeksi. Gangguan pada peredaran darah dapat menyebabkan penyakit, demikian juga krisis ekonomi dapat mempengaruhi peredaran uang dan kesehatan ekonomi suatu negara.
  • Tingkat Inflasi sebagai Tekanan Darah. Tekanan darah mencerminkan kekuatan peredaran darah dalam tubuh. Analogi ini dapat diartikan sebagai tingkat inflasi, di mana tekanan darah yang terlalu tinggi dapat merugikan kesehatan tubuh (ekonomi).
  • Krisis Likuiditas sebagai Gangguan Sirkulasi Darah. Gangguan sirkulasi darah dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, sebagaimana krisis likuiditas dapat mengganggu peredaran uang dalam ekonomi.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline