Lihat ke Halaman Asli

edi sst

Nothing

Rama & Sinta: Episode Kesucian

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dawam Kesucian oleh edi sst Usai menempuh semak berduri wanita itu bersimpuh Kembali dalam pelukan matahari gagah bergendewa Tapi, lihat mata lelaki terkasih. Tatapannya begitu asing *** Rama : Di manakah baju putih yang membungkusmu? Setelah hari-hari kau isi dengan rintihan sungsang Setelah kau peluk malam-malam yang terluka Haruskah kuteliti seluruh ukiran di bilik-bilik sunyi Yang dulu kau bawa bersama wajah angkara Atas nama apakah kesucian kau sisakan? Sinta : Ke mana lagi aku harus mengadu, deru hati ini patah Setelah air mataku jadi darah, sumpahku jadi serapah Biarlah nanti nyala lidah api yang membawa kabar Tentang kesucian yang berpendar, wahai, hati yang gusar Biarlah guratan kesedihan hatiku tergambar di atas altar Akan kulihat seberapa hangus hatimu terbakar *** Gemeretak api membubung di altar pembakaran Menjilat sepenggal sumpah disaksikan para dewa Api pun dingin: mengekalkan makna kesucian! Semarang, 2011 Gambar dari Google

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline