Lihat ke Halaman Asli

edi sst

Nothing

Doa Anak Negeri (Renungan Kemerdekaan)

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bismillaahirahmaanirrahiim

Ya, Allah
Ajarkanlah kepada kami
kepada pemimpin-pemimpin kami
mengasihi yang bukan sekadar
menaburkan butir-butir subsidi
ke dalam mulut-mulut kering membesi
yang kini, terasa mesti menelan dengan pedih peri
atau membagi-bagikan ransum simpati
sambil bercerita tentang anak-anak merpati
yang jinak, berhinggapan mematuki jari-jemari
sementara waktu tak bisa menunggu lagi.
Sebab, jika demikian
betapa kami tak mengerti.

Ya, Allah
Ajarkanlah kepada kami
kepada pemimpin-pemimpin kami
tentang kemerdekaan yang bukan sekadar
kebebasan memilih kembang-kembang sesaji
persembahan bagi para peri di sudut-sudut sunyi
sedang di atas awan diatur pesta dewa-dewi.
Kemerdekaan yang bukan sekadar
mengumpulkan Quran, Injil, Zabur, Taurat
dan Bhagavadgita dalam satu laci
sedang di atas awan diatur pentahbisan ujung belati.
Sebab, jika demikian
betapa kami tak mengerti.

Ya, Allah
Ajarkanlah kepada kami
kepada pemimpin-pemimpin kami
memperbaiki yang bukan sekadar
menghitung kembali angka-angka duka
yang terasa makin menyembilu
atau menulis kembali rumus-rumus cinta
yang terasa kian lama kian membatu
sambil sedikit tersipu malu
melupakan hitungan kekayaan tanah ini
yang menumpuk dalam saku pribadi.
Sebab, jika demikian
sungguh kami tak mengerti.

Ya, Allah
Jika kini kami
berlagak menjadi Ibrahim
suara kami bersipongang
di sela berhala-berhala negeri ini
yang menelingkup menutupi cahaya matahari.
Maka berilah kami kapak Ibrahim-Mu
dan ajarkanlah kepada kami
bagaimana memadamkan api
yang akan membakar diri kami sendiri.

Ya, Allah
Jika kini kami
berlagak menjadi Musa
langkah kami terperangkap
antara firaun dan lautan negeri ini.
Maka bekalilah kami dengan tongkat Musa-Mu
yang bisa membelah lautan, membelah gunung-gunung
menebas hutan-hutan, mendongkel pulau-pulau
untuk menggali kembali nurani
yang terkubur makin dalam di bumi ini.

Ya, Allah
Jika kini kami, yang lemah ini
berlagak menjadi Yunus
suara kami gagap dan patah
beterbangan di atas sunyi yang berdebu
jauh meninggalkan nestapa negeri ini.
Maka datangkanlah nganga mulut ikan-Mu
dan ajarkan kepada kami makna zikir:
laaillaahaillaanta subhaanaka
innikuntu minadhdhalimiin
.

Ya, Allah
Inilah doa kami
doa hati anak negeri.

Amin.

(Renungan hari kemerdekaan
13 tahun yang lalu)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline