Lihat ke Halaman Asli

Panasnya Suasana Cerpen"Yang Lebih Penting dari Aku"

Diperbarui: 15 November 2024   19:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto berasal dari buku bahasa Indonesia kelas 9

Panasnya Suasana Cerpen "Yang Lebih Penting dari Aku"
Oleh: Fitri Khairani Fadila

Cerpen yang berjudul "Yang Lebih Penting dari Aku" menceritakan tentang tokoh yang digunjingkan oleh saudaranya. Padahal mereka memiliki hubungan darah dengan tokoh. Mengapa mereka melakukan hal seperti itu terhadap tokoh? Karena hal itu tokoh mulai muak. Amarah muncul pada dirinya.

Sang tokoh mendekati para saudaranya. Dia memberanikan diri untuk bertanya. Apa kesalahannya sehingga dia digunjingkan? Keadaan memanas. Tokoh beradu mulut dengan saudaranya.

Tiba-tiba keluar seseorang dari dalam ruangan operasi. Operasi kakeknya berhasil. Semua orang lega. Suasana panas kembali dingin.

Semua keluarga besarnya berbahagia. Tokoh yang hampir baku hantam tidak jadi. Mereka saling berjabat tangan. Merekapun baikan.

Adapun ide-ide pokoknya. Pada paragraf kedua cerpen yang lebih penting dari aku memiliki ide pokok. Ide pokoknya terletak di awal paragraf. Ide pokoknya, aku tidak ingin disini.

ide penjelasnya ada tujuh. Pertama, orang mondar-mandir. Wajah gundah membuatku lemas. Kapan berakhir? Tengah malam seharusnya aku duduk di rumah. It's impossible. Mustahil. Mana mungkin aku bisa pulang.

Lanjut ke paragraf keempat. Ide pokoknya terletak samar-samar. Samar karena tidak ada pada paragrafnya. Ide pokoknya, amarah.

Ide penjelasnya ada sembilan. Pertama, this is it. Cukup sudah. Aku tidak tahan lagi. Aku harus bicara. Kutegur mereka. Menggunjingkan orang didepannya. Kemarahan memenuhi dadaku. Aku berdiri mengentakkan kaki. Derit nyaring kursi tua.

Berikutnya, paragraf delapan. Ide pokoknya campuran. Ada di awal dan di akhir. Ide pokoknya, amarah mencengkeram dan menguasaiku.

Ide penjelasnya ada empat. pertama, Aku siap meledak. Deru jantungku kian kencang. Kepalanku kuat. Ujung kuku menekan telapak tanganku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline