Lihat ke Halaman Asli

EDHIVIRGI

kreatif adalah salah satu motivasi hidup saya

Cinta Separuh Waktu #2

Diperbarui: 3 Januari 2021   22:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Dua.

Dhe, 

Sepertinya sudah tak bermakna, panggilan sayang itu tak lagi indah terdengar, mungkin karena bibirmu telah terpaku oleh keluh, atau mungkin kamu mulai lupa siapa aku yang tergolek lemah di ujung jenuh. 

Gendhis Kusumawardani, itu nama lengkapnya, sebuah nama yang sarat makna bagi sebagian orang jawa, seorang ibu muda yang cantik, berambut lurus sebahu, tingginya sedang dan tubuhnya agak montok, tapi agak lho, ghak montok-montok amat, warna kulitnya putih dan berwajah korea, iya beneran, memang wajahnya kayak wajah bintang korea, itu lho yang suka jingkrak-jingkrak kalo nyanyi, atau kayak pemain drama Korea yang cantik tetapi selalu kena bully kata Kei. Lulusan sebuah universitas terkenal di kota Yogyakarta, fakultas Teknik Arsitektur, dan lulus dengan nilai terbaik. Cumlaude.

Wow,

Pintar menggambar, suka sketch, interior dan hobi memasak. Nah untuk hobi yang satu ini dia memang jagonya, bahkan menurut Kei jika di dunia ini hanya tinggal batu dan kayu, pasti bisa diolah jadi makanan oleh Dhe, dan satu lagi idolanya Chef Juna, itu lho chef yang ganteng, tatoan, tapi jutek minta ampun.  Anak bontot dari dua bersaudara, agak manja sih, kadang manjanya nyebelin kata Kei, perfeksionis, semuanya harus serba teratur, tidak boleh salah sedikit saja. Heeemm idealis sih, itu lagi-lagi kata Kei, tapi toh kadang-kadang kalo lagi kumat, joroknya keluar juga hehehe uupss keterusan tar ngomongin orang hehehe,

Ok lanjut ceritanya ya,

Bau tanah basah yang masuk dari sela-sela ventilasi kamar terasa menyengat hidung, hujan tadi malam lumayan deras ternyata, sampai tidak tahu kalau hujan saking lelapnya Dhe tidur, lelap dalam kelelahan yang sarat. Dhe mencoba bangun dari kasur yang sudah seminggu ini dingin karena tak ada Rian di sisinya, jam weker mungil di samping tempat tidurnya menunjukkan pukul 06.30.

Menggeliat sejenak, Lalu merapikan tempat tidur sambil melirik kaca rias di sebelahnya. Uowh kedua matanya terlihat sembab membengkak, kelelahan di ajak menangis tadi malam, kasihan ya si mata, ghak tau apa-apa tapi jadi korban, hadeeeh ngaco lagi neh.

So buka almari, siapin baju, lalu bersih-bersih rumah seperti biasa, air matanya kembali runtuh ketika harus membersihkan makanan di atas meja yang tak jadi dimakan, semua basi, basi dan harus di buang ke tong sampah bersama dengan pilunya hati si koki.

Singkat cerita, ibu muda yang lagi galau ini sudah berada di antara padatnya lalu lintas di jalan Kaliurang, memang rumahnya berada di pinggiran kota, yang udaranya masih sedikit bersih, ditemani alunan lagu firasat nya Marcel, dipacunya mobil Yaris warna silver menuju tempat praktek dokter Anisah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline