Lihat ke Halaman Asli

Hari Pertama Masuk Sekolah adalah Hari yang Menjengkelkan

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Baru beberapa hari yang lalu berjalan-jalan ke supermarket, bertemu seorang Ibu yang meminta saran, bagaimana caranya bisa tahu sebuah jeruk dengan diameter 7 cm. Pertanyaan yang aneh. Usut punya usut ternyata permintaan anak yang lagi menghadapi masa orientasi di sebuah sekolah menengah. Hahaha... lucu, sekaligus menyebalkan. Hari pertama masuk sekolah, bagi siswa baru tampaknya adalah hari yang paling menjengkelkan. Betapa tidak ? Sudah dapat dibayangkan sambutan yang jauh dari ramah, bukannya diterima baik-baik malah dikerjain. Barangkali demikian citra umum dari masa orientasi siswa baru yang telah menjadi tradisi bertahun-tahun di banyak sekolah. Dulunya tradisi demikian lebih banyak tampak di perguruan tinggi, tapi kelihatannya akhir-akhir ini menular pula ke Sekolah Menengah.

Jaman dulu, kegiatan orientasi sangat identik dengan perploncoan. Secara umum mahasiswa atau siswa baru disela-sela kegiatan orientasi di kelas, mereka juga harus menghadapi kakak-kakak kelas yang budiman, tukang ngerjain yang harus dituruti, tukang bentak sok galak dan arogan tidak boleh salah. Semua perintahnya harus dituruti, kalau tidak hukuman yang aneh-aneh harus diterima. Banyak alasan yang digunakan untuk mencari pembenaran dari pelestarian kegiatan yang sekilas sangat tidak masuk akal dilakukan di dalam dunia pendidikan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan generasi muda, yang katanya masa depan bangsa itu.

Beberapa alasan yang sering kita dengar, dalam tekanan kakak kelas galak itu diharapkan anak baru memiliki solidaritas yang tinggi satu dengan yang lain, lebih cepat mengenal teman maupun kakak kelas,  ujian mental agar tidak jadi anak mami yang cengeng, dan berbagai argumen lainnya. Di sisi lain, banyak fihak yang melihatnya sebagai bentuk balas dendam karena para senior itu dulunya juga dibegitukan sehingga sekaranglah waktunya panen ngerjain anak baru. Itulah dinamikanya masa orientasi yang sempat saya kenal di masa lalu, yang semoga di hari-hari ini sudah ber evolusi menjadi lebih baik, edukatif dan lebih bersahabat.

Akibat yang ditimbulkan dari kegiatan perploncoan memang tidak selalu negatif. Banyak juga yang melihat kegiatan perploncoan itu asyik dan seru, walaupun menjengkelkan dan menyebalkan. Namun dilihat dari kacamata apapun, kegiatan orientasi yang diisi dengan kegiatan perploncoan demikian, tampaknya kurang selaras dengan tujuan pendidikan dalam undang-undang dasar, yaitu suatu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.  Sudah waktunya tata cara “perploncoan” ini dihapuskan dari menu orientasi siswa baru digantikan dengan kegiatan lain yang lebih positif dan bermanfaat tanpa mengurangi esensi dari tujuan diselenggarakannya masa orientasi itu.

Sekolah sebagai penyelenggara semestinya dapat mengarahkan para panitia orientasi yang biasa dipegang oleh organisasi kesiswaan untuk dapat menjadi kakak-kakak yang ramah, bersahabat dan membimbing adik-adik barunya.

Selamat menikmati tahun ajaran baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline