Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar orang membahas isu kualitas. Contohnya, beberapa produk luar negeri dianggap lebih unggul dalam kualitasnya dibandingkan produk dalam negeri. Selain itu, produk dari China sering dikritik karena dianggap memiliki kualitas yang kurang baik jika dibandingkan dengan produk Jepang. Dalam konteks ini, kualitas ditentukan oleh keinginan konsumen, bukan keputusan pasar atau manajemen. Hal ini didasarkan pada pengalaman konsumen terhadap produk dan layanan yang diberikan. Di era globalisasi saat ini, setiap perusahaan atau organisasi harus mampu menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, harga yang lebih terjangkau, dan layanan yang lebih baik dari pesaingnya. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan perbaikan kualitas di semua aspek yang terkait dengan produk tersebut.
Salah satu tokoh penting tentang mutu pendidikan adalah Edward Deming, Joseph Juran dan Crosby karena berkonsentrasi pada mutu dalam industri produksi, meskipun demikian ide-ide mereka juga dapat diterapkan dalam industri jasa, memang tidak satupun dari pada mereka yang memberikan pertimbangan tentang isu-isu mutu dalam pendidikan. Namun, kontribusi mereka terhadap Gerakan mutu pendidikan begitu besar dan memang harus di akui bahwa eksplorasi mutu akan mengalami kesulitan tanpa merujuk pada pemikiran Joseph Juran.Pada saat mendiskusi ide-ide Deming, juran dan Crosby, perlu disadari bahwa pendekatan mereka memiliki keterbatasan dan kekurangan, khususnya seperti yang dikembangkan dalam konteks industry. Walaupun demikian, mereka betul-betul memberikan pencerahan dan petunjuk yang jelas. Ada banyak hal yang dapat dipelajari dari mereka dan tentu saja dapat diterapkan dalam pendidikan. Seperti yang kelak akan diketahui, ada banyak hal yang saling melengkapi antara mereka, baik dalam pemikiran, maupun dalam kesimpulan umum mereka sehingga dapat berkembang mutu dalam dunia pendidikan.
Pembahasan
W. Edwards Deming (lahir 14 Oktober 1900, Sioux City , Iowa , AS---meninggal 20 Desember 1993, Washington, DC) adalah seorang ahli statistik, pendidik, dan konsultan Amerika yang menganjurkan metode pengendalian kualitas dalamproduksi industri membantu pemulihan ekonomi Jepang setelah Perang Dunia II dan mendorong kesuksesan global banyak perusahaan Jepang pada akhir abad ke-20. deming memulai memformulasikan idenya pada tahun 1930 an ketika melakukan penelitian tentang metode-metode menghilangkan variabel dan pemborosan dari proses industri dia memulai kerjanya di Western electric milik tokoh legendaris hawthorne di Chicago. William Edward Deming sebagai seorang pakar manajemen mutu banyak memunculkan dan melahirkan ide-ide dan konsep-konsep terkait dengan mutu barang dan jasa yang sangat berharga sebagaimana yang dikembangkan oleh Jepang sehingga mampu menjadi pengendali pasar dunia sampai sekarang ini Adapun kontribusi deming dalam manajemen mutu yaitu:
1. Siklus deming (Deming Cycle)
Siklus ini dikembangkan untuk menghubungkan produksi suatu produk dengan kebutuhan pelanggan dan memfokuskan sumber daya semua Departemen (riset, desain, produksi, pemasaran) dalam suatu usaha kerjasama untuk memenuhi kebutuhan tersebut tahap-tahap siklus deming adalah sebagai berikut yaitu: a. Mengadakan riset konsumen dan menggunakannya dalam perencanaan produk (Plan) b. Menghasilkan produk (do) c. Memeriksa produk Apakah telah dihasilkan sesuai rencana (check) d. Memasarkan produk tersebut (act) e. Menganalisis sebagaimana produk tersebut diterima di pasar dalam hal kualitas, biaya, dan kriteria lainnya (Analyze). Keempat kegiatan ini dilakukan secara berulang-ulang dalam organisasi dengan melakukan analisis mengenai bagaimana penerimaan pasar terhadap produk dalam hal mutu, biaya, dan kriteria lainnya (M.N Nasution 2001)
2. Model Manajemen Mutu Pendidikan The Deming Prize
- The Deming Prize (penghargaan deming)
- Mutu merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan suatu produk barang atau jasa memiliki nilai jual di tengah-tengah konsumen sering kali konsumen sebelum membeli atau menggunakan jasa jika belum mengetahui kualitasnya sehingga bisa dikatakan bahwa mutu memiliki peran yang sangat signifikan Tetapi lebih dari itu produk berkualitas mempunyai Aspek penting lain yaitu: Konsumen yang membeli produk berdasarkan mutu umumnya Dia mempunyai loyalitas produk yang besar dibandingkan dengan konsumen yang membeli berdasarkan orientasi harga, bersifat kontradiktif dengan cara berfikir bisnis tradisional karena Memang pada kenyataannya memproduksi barang bermutu tidak otomatis lebih mahal dari memproduksi barang bermutu rendah. Menjual barang tidak bermutu kemungkinan akan banyak menerima keluhan dan pengembalian barang dari konsumen atau biaya untuk memperbaiki nya menjadi sangat besar Disamping itu juga akan memperoleh Citra yang buruk (Suryadi Prawirosentono.2004).
- Kriteria dan tahapan deming prize
- Untuk mendapatkan penghargaan ini perusahaan-perusahaan dituntut untuk memenuhi kriteria kriteria yang menjadi syarat layak atau tidaknya suatu perusahaan untuk memperoleh penghargaan ini. Kriteria yang diajukan untuk memperoleh penghargaan ini sangat ketat dan mereka pernah mendapatkan kritik pada beberapa bagian yang terlalu kaku dalam pendekatan terhadap mutu. Agar memenuhi syarat bagi Deming Application Prize ini, manajemen puncak suatu perusahaan harus mendaftarkan diri Terlebih dahulu. Kemudian dari akhir Juli sampai akhir september setiap tahun sejumlah besar ahli kendali mutu dari sub komite application prize akan dikirimkan ke perusahaan untuk mengunjungi setiap pabriknya, kantor cabang dan kantor pusat perusahaan. Ahli-ahli inilah yang menguji, mengaudit keadaan pengendalian mutu terpadu perusahaan saat itu, mencurahkan perhatian khusus pada kendali mutu statistiknya yang kemudian menentukan tingkatan (M.N Nasution, 2005).
- TQM dapat didefinisikan sebagai sistem manajemen mutu terkait upaya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dari berbagai perspektif secara berkelanjutan, salah satunya adalah meningkatkan kualitas SDM yang juga dikenal sebagai peserta didik. Hal tersebut dapat diukur dengan memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan, karena pendidikan, sebagai lembaga layanan, harus menciptakan budaya yang berkualitas untuk memenuhi harapan pelanggan yang berubah. Menurut W Edward Deming masalah mutu terletak pada masalah manajemen dalam hal ini mutu dihadapkan pada lembaga pendidikan harus mengukur dari halhal yang berkaitan dengan manajemen. Menurut Usman (2011:503) Ada 14 poin yang termasyhur dan merupakan kombinasi baru tentang manajemen mutu dan seruan terhadap manajemen untuk merubah pendekatannya, yaitu:
- Ciptakan sebuah usaha peningkatan produk dan jasa dengan tujuan agar bisa kompetitif dan tetap berjalan serta menyediakan 8 lowongan pekerjaan,
- Adopsi falsafah baru,
- Hindari ketergantungan inspeksi massa untuk mencapai mutu,
- Akhiri praktek menghargai bisnis dengan harga,
- Tingkatkan dengan secara konstan sistem produksi dan jasa untuk meningkatkan mutu dan produktivitas,
- Lembagakan pelatihan kerja,
- Lembagakan kepemimpinan,
- Hilangkan rasa takut agar setiap orang dapat bekerja secara efektif,
- Uraikan kendala-kendala antar departemen,
- Hapuskan slogan, desakan dan target serta tingkatkan produktifitas tanpa menambah beban kerja,
- Hapuskan standar kerja yang mengunakan quota numerik,
- Hilangkan kendalakendala yang merampas kebanggaan karyawanatas keahliannya,
- Lembagakan aneka program pendidikan yang meningkatkan semangat dan peningkatan kwalitas kerja,
- Tempatkan setiap orang dalam tim kerja agar dapat melakukan transformasi. Dari keempat belas poin yang di utarakan W Edward Deming di atas dianalisis atau dilihat dari kepuasan pihak konsumen dalam hal ini yang dimaksud adalah para peserta didik dan masyarakat yang bersangkutan dalam dunia pendidikan
Proses siklus William Edward Deming dimulai dengan pelanggan dan diakhiri dengan pelanggan (Achmad, 2011: 17-29). Deming menekankan perbaikan-perbaikan yang dilakukan selalu dimulai dengan perencanaan dengan tidak henti dan perencanaan terinspirasi oleh hasil yang telah tercapai sebelumnya, sehingga ada perbaikan untuk implementasi rencana berikutnya (Ahmad, 2008:186). Oleh karena itu, Deming mendefinisikan mutu atau kualitas sebagai pengembangan berkelanjutan dari sistem yang stabil, dengan menekankan 2 (dua) definisi pada 2 (dua) hal, yaitu sebagai berikut (Teguh, 2001: 109-110):
- Kontinuitas semua sistem (administrasi, desain, produksi dan penjualan). Pengukuran kualitas atau atribut kualitas harus dilakukan di seluruh perusahaan atau institusi dan digabungkan sepanjang waktu.
- Perbaikan berkelanjutan pada berbagai sistem untuk menghilangkan penyimpangan dan memenuhi kebutuhan klien dengan lebih baik.
Kesimpulan
William Edwards Deming, seorang ahli statistik dan manajemen mutu asal Amerika, berperan penting dalam membantu pemulihan ekonomi Jepang pasca Perang Dunia II dan menginspirasi kesuksesan global banyak perusahaan Jepang pada abad ke-20. Kontribusinya yang paling terkenal adalah Siklus Deming (Deming Cycle) yang menghubungkan produksi dengan kebutuhan pelanggan dan mendorong perusahaan untuk fokus pada perbaikan berkelanjutan. Deming juga memperkenalkan Model Manajemen Mutu Pendidikan The Deming Prize, yang mendorong perusahaan untuk memenuhi kriteria ketat dalam meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka.