Lihat ke Halaman Asli

Menciptakan Budaya "Zero Waste" di Indonesia

Diperbarui: 7 April 2021   17:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Mari ciptakan Budaya "Zero Waste" dengan semboyan "Cintai  Bumi Mu, Say No Plastic Tiap Hari". Semboyan tersebut diciptakan oleh Mahasiswa Universitas Gunadarma yang bernama Edelwis Tiara untuk mengajak masyarakat indonesia dalam menciptakan Budaya "Zero Waste" dalam rangka mengurangi populasi sampah yang ada di Indonesia dengan menggunakan metode Rehabilitasi diri dari Sampah

Permasalahan Mengenai sampah kembali menjadi sorotan persoalan dunia. Sampah menjadi serius saat sampah plastik mulai mencemari lautan. Sampah plastik di laut bukan hanya mengancam keindahan pesisir pantai bagi wisatawan, melainkan juga mengancam kehidupan ikan, mamalia, burung laut, bahkan terumbu karang

Di satu sisi, sampah plastik merupakan ekses tak terhindarkan dari pertumbuhan ekonomi. Namun di sisi lain sampah plastik juga bisa mengancam perekonomian masyarakat. Pada titik ini, pemerintah dituntut untuk bisa bersikap tegas sekaligus cerdas, memberantas sampah plastik tanpa harus mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi

Zero Waste adalah filsafat yang mendorong perancangan daur ulang sumberdaya, dari sistem linier Sampah plastik di pesisir laut Indonesia membuat pemerintah semakin serius untuk mengatasinya. Pemerintah menargetkan mengurangi sampah plastik hingga 70 persen pada akhir 2025 mendatang.r menuju siklus tertutup, sehingga semua produk digunakan kembali. Tidak ada sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir dan insinerator atau teknologi termal lainnya. 

Zero waste juga soal menjauhi single use plastic atau plastik yang hanya digunakan sekali. Tujuannya adalah agar sampah tidak dikirim ke landfill. Jadi zerowaste itu tidak hanya mengenai recycle atau mendaur ulang. Ini miskonsepsi yang umumnya terjadi. Padahal sebenernya zero waste itu dimulai dari Refuse, Reduce, and Reuse. Saat benar-benar sudah tidak memungkinkan untuk 3 hal tadi, baru dilakukan Recycle dan Rot

Dengan langkah kongkrit, manusia mampu melindungi bumi ini dengan mengurangi penggunaan plastik. Cara termudahnya dengan memulai merehabilitasi diri, yaitu yang awalnya tiap hari menggunakan sampah plastik, dikurangi kapasitas nya dengan 1 minggu hanya boleh 5x penggunaan, dilanjut dengan 1 minggu 4x penggunaan, 1 minggu 3x penggunaan, 1 minggu 2x pengggunaan. hingga 1 minggu tidak menggunakan plastik. hal ini bisa dilakukan selama 1 bulan, setelah 1 bulan, maka akan terbiasa tidak menggunakan plastik 

Plastik yang biasanya digunakan diganti dengan bahan lainnya, seperti tas belanja dari bahan bebas sampah, dan lain sebagainya. Apabila terpaksa menggunakan plastik, ada baiknya untuk tidak membuang plastik itu namun dimanfaatkan untuk membuat sebuah kerajinan seperti membuat kursi atau meja dari sampah plastik dan botol bekas yang kemudian saling direkatkan, jika sudah banyak, dapat di sedekahkan pada orang lain atau bisa membuat taman indah bebas sampah

Mari sebagai mahluk bumi ini, menanamkan rasa cinta, dimulai dari diri sendiri, dirumah sendiri, dan keluarga sendiri, maka sistem rehabilitasi tanpa penggunaan sampah akan menjadi sebuah budaya yang dikenal masyarakat luas, Mari ciptakan Budaya "Zero Wste" dengan semboyan "Cintai  BuMi Mu, Say No Plastic Tiap Hari"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline