Lihat ke Halaman Asli

Eddy Roesdiono

TERVERIFIKASI

Kenapa Perlu Interpreter Saat Menyimak Pidato Raja Salman?

Diperbarui: 5 Maret 2017   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : www.dubaitranslationservice.com

Pertemuan raja Arab Saudi, Salman, dengan 35 ulama dan tokoh Islam Indonesia di Istana Negara pada tanggal 2 Maret 2017 menjadi berita menarik. Menarik karena di media masa beredar foto sejumlah ulama menggunakan perangkat audio kepala (headset) yang berfungsi sebagai piranti untuk menyimak pidato raja Salman dalam bahasa Arab yang sudah dialihbahasakan oleh seorang interpreter ke dalam bahasa Indonesia.

Foto itu diviralkan tidak saja sebagai suatu sajian berita, tapi juga sebagai alat mengritik. Fokus kritiknya adalah : ulama yang harusnya fasih berbicara dan mendengar tuturan bahasa Arab kok masih perlu alat bantu penerjemahan? Intinya, para pengritik meragukan proficiency (kemahiran) bahasa Arab sejumlah ulama.

Saya tidak bermaksud membela para ulama atas kritik itu. Saya ingin sumbang sedikit pemahaman mengenai kendala-kendala bahasa dan kendala-kendala kerja interpreting berdasarkan pengalaman pribadi sebagai translator dan interpreter Indonesia-Inggris pada berbagai acara internasional.

Sumber : Biro Pers, Media dan Informasi, Sekretariat Kepresidenan

Mula-mula mari kita pahami dulu kerja alihbahasa, terkhusus interpreting service seperti yang disediakan pada sesi-sesi pertemuan raja Salman dengan tokoh-tokoh Indonesia, atau dengan kata lain :  antara dua pihak yang saling tidak atau kurang memahami bahasa satu sama lain.

Interpreting adalah proses alihbahasa dari bahasa sumber (source language), misalnya bahasa Arab ke bahasa sasaran (target language) misalnya bahasa Indonesia secara lisan. Dalam dunia interpreting, dikenal dua cara, yakni consecutive interpretation dan simultaneous interpretation.

CONSECUTIVE INTERPRETING

Pada consecutive interpretation (alihbahasa berurutan)  penutur bahasa sumber akan berbicara satu atau dua kalimat, dan kemudian akan berhenti berbicara untuk memberi kesempatan kepada interpreter untuk menyampaikan tuturan dalam bahasa target, demikian seterusnya. Ini ilustrasinya :

Penutur bahasa sumber : “Ladies and gentlemen, it is an honor for me to be standing here in front of the great people who have worked hard to help save our precious environment

Interpreter : “Bapak dan ibu sekalian, merupakan kehormatan bagi saya bisa berdiri di sini, di hadapan orang-orang hebat yang telah bekerja keras membantu menyelamatkan lingkungan kita yang amat berharga ini”

Penutur bahasa sumber : “Please allow me to use this opportunity to say that during the year or 2016 the people attending the meeting managed to cut down the level of marine pollution by 72%, which is a truly great effort for preserving our marine life for the sake of our future generation”

Interpreter : “Izinkan saya untuk menggunakan kesempatan ini untuk menyatakan bahwa selama tahun 2016 orang-orang yang menghadiri pertemuan ini berhasil menurunkan tingkat polusi laut sebesar 72%, yang merupakan upaya hebat untuk melestarikan kehidupan laut demi generasi mendatang”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline