Lihat ke Halaman Asli

Eddy Roesdiono

TERVERIFIKASI

Komunitas Esperanto Indonesia: Semangat Persahabatan dan Cinta Damai

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13507136741891787608

Di kalangan masyarakat, komunitas sosial-budaya merupakan wadah ekspresi komunikasi individu-individu seminat, misalnya komunitas penggemar sepeda, komunitas pecinta burung perkutut, komunitas penggemar model kereta api, dan sebagainya. Penguasaan bahasa tertentu, juga merupakan alasan terbentuknya komunitas bahasa, misalnya English Club.

Menarik disimak adalah terbentuknya komunitas-komunitas penutur bahasa Esperanto. Bahasa Esperanto adalah bahasa bersifat planned/artificial language (bahasa yang diciptakan),bukan bahasa yang berkembang dari tatanan sosial budaya masyarakat suatu negara, dan tidak memiliki wilayah geografis tertentu, dan tidak dimiliki oleh suatu negara tertentu. Bahasa Esperanto mudah dipelajari karena memiliki struktur, tata bunyi dan sistematika kosa kata yang mudah. (Untuk lebih jelasnya, silakan klik link Kompasiana ini).

Di Indonesia, berdasarkan catatan sejarah, bahasa Esperanto mulai dikenal pada tahun 1919. Liem Tjong Hie, pemuda Semarang, belajar bahasa Esperanto dan menulis karya terjemahan Javaj Legendoj kaj Fabloj (Legendadan Fabel Jawa) pada tahun 1924 dan Historio de Saidjah kaj Adinda (kisah Saijah dan Adinda) karya Multatuli pada tahun 1927. Ia juga menerjemahkan beberapa karya lain yang dimuat di beberapa penerbitan. Selebihnya, Tjong Hie menjadi editor Hinda Esperantisto (1925-1933), dan Indonezia Esperantisto (1958-1959), dua-duanya adalah bulletin berbahasa Esperanto, dan mendirikan Esperanto Bureau & Instituut, sebuah organisasi yang menyediakan layanan belajar bahasa Esperanto. Nama lembaga ini diubah menjadi Indonezia Esperanto Instituto setelah kemerdekaan RI.

Bahasa Esperanto marak diperkenalkan kepada masyarakat melalui kursus-kursus, siaran radio dan komunitas-komunitas Esperanto di berbagai daerah di Indonesia seperti Bandung, Medan, Surabaya, Makassar, Malang, Denpasar, Magelang, Semarang, Jogja, Lubuk Linggau dan Waingapu.

Organisasi komunitas bahasa Esperanto bernama Indonezia Universala Esperanto- Asocio (IUEA) didirikan oleh Rangkajo Chailan Sjamsoe Datoe Toemenggoeng, seorang aktivitis perempuan asal Sumatra Barat, pada tahun 1952 di Jakarta. Perempuan yang belajar bahasa Esperanto di Eropa ini kemudian menjadi presiden IUEA, presiden Sudazia Esperanto Federacio (Federasi Esperanto Asia Selatan) pada tahun 1958, dan presiden Islama Esperanto Asocio (Perkumpulan Esperanto Muslim) pada tahun 1959. Rangkajo banyak menulis artikel tentang kebudayaan dan perempuan Indonesia dan buku-buku untuk membantu pembelajaran bahasa Esperanto bagi esperantis (penutur Esperanto) Indonesia. Sejumlah Esperantis lain juga menelorkan karya-karya mereka dalam bentuk buku pelajaran, kamus dan kajian-kajian lain.

[caption id="attachment_205071" align="aligncenter" width="531" caption="Komunitas Internasional Esperanto Indonesia pertama, 1952 (foto koleksi Heidi Goes)"][/caption]

Sayang sekali, ketika Rangkajo Datoe Toemenggoeng wafat, kiprah Esperanto di Indonesia memudar, dan mulai tahun 1965, Esperanto dilupakan orang dan hanya dikuasi oleh pemain-pemain lama yang sudah berumur. Esperanto di Indonesia mulai bangkit lagi tatkala Huzairin R. Junep menggagas berdirinya Centro de Esperanto Studoj (Pusat Studi Bahasa Esperanto) di Jogja pada tahun 2004. Huzairin juga menerbitkan kamus bahasa Esperanto - Indonesia (Esperanto – Indonezia Vortaro).

Dalam perkembangan bahasa Esperanto di Indonesia dewasa ini, tercatat nama Heidi Goes. Perempuan esperantis Belgia yang bekerja pada sebuah lembaga yang bertugs mewawancara imigran yang masuk ke Belgia ini, kerap kali berkunjung ke Indonesia untuk meneliti perkembangan Esperanto di Indonesia. Pada kunjungan pertama ke Indonesia, 2009, ia mengunjungi Batam dan beberapa kota besar di Indonesia dan membentuk kelompok-kelompok belajar bahasa Esperanto. Pada kunjungan kedua (September-Oktober 2010), ia turut membidani terbentuknya Klub Esperanto Jakarta, dan pada kunjungan ketiga, ia turut menggagas terbentuknya Klub Esperanto Jogjakarta (2012), bersamaan dengan tebentuknya Klub Esperanto Bandung, dalam naungan kelompok Sahabat Museum, yang bermarkas di Museum Asia-Afrika, Bandung.

Anggota komunitas Esperanto memang belum banyak. Klub Esperanto Jakarta, misalnya, sampai saat ini hanya punya 12 anggota aktif yang terdiri dari pelajar, mahasiswa dan professional. Apa manfaat belajar bahasa Esperanto dan apa pula manfaat komunitas bahasa Esperanto? Seperti yang dijelaskan oleh Ilia Sumilfia Dewi, Sekretaris Klub Esperanto Jakarta, komunitas Esperanto membantu esperantis Indonesia untuk meningkatnya kemampuan berbahasa Esperanto secara aktif melalui interaksi verbal antar anggota, untuk berkomunikasi dengan sesama esperantis, dan untuk berbagi informasi tentang kegiatan dan gerakan Esperanto di dalam dan di luar negeri dalam rangka memperluas wawasan dan pertemanan yang tidak terbatas pada perbedaan budaya, latar belakang, lain sebagainya. “Budaya Esperanto mengakui keberagaman budaya/latar belakang dan menghormati perbedaan. Ini menjadi energi positif bagi setiap penutur Esperanto dan secara langsung dan tidak langsung bisa mengarahkan pola pikir dan tindakan esperantis kepada hal-hal yang positif, seperti cinta damai, ekspresi diri yang bersahabat & hangat, dan terbuka pada perbedaan,” ujar Ilia, yang adalah karyawati perusahaan asing itu, dalam jawaban wawancara melalui e-mail dengan penulis. Masih kata Ilia, bahasa Esperanto berperan sebagai pendobrak language barrier (hambatan bahasa) dalam berkomunikasi dengan warga dunia di belahan lain. Dalam hal ini, Ilia menyiratkan bahwa bahasa Esperanti bisa berperan sebagai bahasa internasional kedua selain bahasa Inggris yang sekaligus membawa pesan perdamaian, persahabatan dan keterbukaan.

[caption id="attachment_205070" align="aligncenter" width="562" caption="Klub Esperanto Bandung (Foto : Klub Esperanto Bandung)"]

1350713286178400485

[/caption]

Keakraban dan kehangatan relasi sosial sesama esperantis merupakan roh komunitas Esperanto di seluruh dunia. Bila Anda adalah seorang esperantis yang kebetulan gemar melancong ke berbagai penjuru dunia, Anda bisa membawa Pasporta Servo, yakni daftar nama esperantis dari 70 negara di dunia yang siap membantu Anda di negara yang Anda kunjungi. Sahabat esperantis ini bahkan akan menyediakan akomodasi (penginapan dan makan minum), informasi dan berbagai previlese secara cuma-cuma untuk esperantis pelancong.

[caption id="attachment_205072" align="aligncenter" width="363" caption="Ilia Sulmiflia Dewi, Sekretaris Klub Esperanto Jakarta (Foto : Ilia Sumilfia Dewi)"]

13507137671483181377

[/caption]

Klub-klub Esperanto Indonesia juga kerap kali diundang ke berbagai kongres internasional tahunan Esperanto di Eropa dan di belajan-belahan dunia lain. Ilia pernah hadir pada Universala Kongreso (UK), kongres Esperanto internasional yang digelar di Kopenhagen, Denmark, dan pada Juli-Agustus 2012, 13 esperantis Indonesia menghadiri Kongres Internasional Esperanto ke-97 di Hanoi, Vietnam, dan bertemu dengan 862 esperantis dari negara-negara lain. Biaya perjalanan ke tempat kongres bisa diusahakan sendiri atau diperoleh dari subsidi yang disediakan esperantis donator.

Untuk merayakan 125 tahun bahasa Esperanto dan untuk menggairahkan kembali bahasa Esperanto di Indonesia, pada April 2013 nanti, di Bogor, akan digelar kongres nasional Esperanto Indonesia. Dalam kongres yang juga akan dihadiri oleh esperantis dari berbagai negara asing ini, akan dibentuk Asosiasi Nasional Esperanto – Indonesia. Asosiasi ini akan berperan sebagai organisasi komunitas pengembangan bahasa Esperanto dan akan pula merumuskan rencana-rencana pengajaran dan kursus bahasa Esperanto di Indonesia. Sementara ini, aktivitas klub-klub Esperanto bisa disimak melalui laman-laman Facebook dan sejumlah situs lain, semisal ttps://sites.google.com/site/esperantoenindonezio/esperanto

Adakah yang mulai tertarik memelajari bahasa Esperanto dan berbagi semangat persahabatan dan cinta damai dengan 2 juta esperantis lain di 70 negara?

Sumber :

-Historio de Eo en RI IND 2010 by Heidi Goes

-Wawancara dengan Ilia Sumilfia Dewi, Sekretaris Klub Esperanto Jakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline