TEORI konspirasi berseliweran terkait pandemi virus corona baru (SARS-CoV-2). China dan Amerika Serikat (AS) saling tuding soal asal-muasal virus ini.
Negeri Paman Sam sendiri menuduh China harus bertanggung jawab. Beberapa negara Eropa seperti Jerman, Prancis, dan Inggris - kendati tidak menyebut itu senjata biologis - tetapi mendesak China untuk berterus terang mengani muasal virus mematikan ini.
China menuai tudingan ini karena lokasi Pasar Huanan yang diyakini sebagai lokasi pertama berpindahnya virus dari hewan ke manusia, hanya berjarak sekitar 32 kilometer dari Labor atorium Virologi Wuhan.
Setidaknya China dianggap teledor sehingga koleksi virus di laboratorium itu bocor keluar dan menulari manusia. Asal tahu, laboratorium ini memiliki koleksi 1.500 jenis virus, tak terkecuali virus corona, ebola, Lassa, dan banyak lagi.
Sebaliknya, ketika wabah ini baru meledak di Wuhan, ada tudingan bahwa virus itu sengaja dibawa oleh tentara AS yang mengikuti kompetisi militer di kota tersebut. Itu berkembang cukup jauh, sampai analisis yang dibuat oleh seorang jurnalis investigatif, George Webb, mengaitkannya dengan seorang atlet balap sepeda sekaligus tentara wanita AS, Maatje Benassi, sebagai pembawa virus ini.
Webb menghubungkan Maatje Benassi dengan saudaranya, Matthew Benassi, yang bekerja di Fort Detrick, sebuah laboratorium biokimia milik militer AS yang telah ditutup oleh CDC pada bulan Juli 2019.
Belakangan, sejumlah negara Timur Tengah, seperti Iran dan Pakistan, ikut menuding itu adalah senjata biologis yang dikembangkan oleh AS.
Teori konspirasi lain, muncul tudingan terhadap Bill Gates lantaran lima tahun lalu bos Microsoft itu pernah meramalkan dunia bakal dihantam wabah virus.
Tudingan itu terdengar masuk akal gara-gara orang terkaya dunia itu terlibat pengembangan antivirus Covid-19. Belum lagi dugaan bahwa vaksin itu akan disuntikkan bersamaan dengan chip berukuran nano untuk mengontrol setiap orang dan untuk mengontrol populasi dunia. Soal micro chip ini juga merupakan isu lama, bahkan video implant chip ke tubuh manusia sudah sejak lama beredar luas di jagad maya.
Dengan segala teori konspirasi itu, yang belum satupun terbukti atau setidaknya diyakini secara ilmiah, kita tidak bisa menampik ancaman perang biologi. Tahun 2001 pernah ada kasus serangan anthrax melalui surat yang menyasar target-target khusus. Kasus yang kemudian terkenal dengan Amerithrax.
Bio-weapon juga telah dikembangkan oleh sejumlah negara di dunia. Sebut saja Rusia, yang kemudian fasilitas pengembangan senjata biologisnya hancur pada tahun 1979, menewaskan ribuan orang karena penyakit anthrax.