[caption id="attachment_128632" align="alignleft" width="300" caption="Alfred Riedl dan Wim Rijsbergen"][/caption] MENYAKSIKAN beberapa pertandingan Timnas Garuda di bawah asuhan Wim Rijsbergen, terlihat permainan Bambang Pamungkas dkk kurang ngotot secara tim dan pola permainannya tanpa spirit. Kondisi ini berbeda ketika Pasukan Garuda digembleng Alfred Riedl. Okelah kita kalah telak 0-3 dari Iran di kandang mereka, karena memang kita kalah kelas. Secara peringkat pun kita jauh di bawah mereka (131-53) plus tim "utusan" Ahmadinejad memang unggulan di Grup E Kualifikasi PD 2014. Tapi kalah 0-2 dari Bahrain di kandang sendiri, sulit kita terima. Secara peringkat FIFA, Bahrain lebih baik dari Indonesia (peringkat 101), namun kita terkenal jago kandang dan pernah mengalahkan mereka sebelumnya. Semestinya kita bisa memanfaatkan keuntungan sebagai tuan rumah untuk meraup angka. Faktanya, sekadar mencetak satu gol pun kita tak mampu. Belum lagi ulah suporter kita dengan petasannya. Kekalahan dari Bahrain bukan lantaran rendahnya kualitas pemain Indonesia, tetapi permainan tim yang buruk. Ibarat koki, bumbu dan bahan boleh sama, tapi soal rasa sangat ditentukan hasil racikan. Jadi, menurut pendapat saya, Wim belum juga menemukan racikan strategi yang pas bagi para pemain Indonesia. Sementara Alfred Riedl sudah menemukannya. Timnas Indonesia begitu perkasa ketika digembleng Riedl yang terkenal berdisiplin tinggi dan tidak ada tawar-menawar. Cristian Gonzales dkk tampil trengginas saat Piala AFF. Mereka hanya kurang beruntung ditambah kentalnya campur tangan kepentingan politik membuat mereka gagal di Malaysia. Dengan demikian, mohon PSSI mengultimatum Wim Rijsbergen agar segera menemukan racikan yang pas bagi Timnas Indonesia. Jika tidak, sebaiknya Pak Djohar Arifin memanggil kembali Alfred Riedl. Saya yakin, pria Austria itu mampu mengangkat performa Firman Utina dkk pada laga-laga selanjutnya. Kalau perlu, panggil beberapa pemain dari Timnas U-23. Anak-anak muda itu, meski minim pengalaman internasional, mereka bisa bermain tanpa beban dan akan membuat perubahan. Jangan sampai Pasukan Garuda hanya menjadi pelengkap di Grup E sekaligus lumbung gol bagi tiga tim lainnya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H