Lihat ke Halaman Asli

Eddy Mesakh

WNI cinta damai

Membiarkan Pantai Lasiana Porak-Poranda

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantai Lasiana di Kupang (NTT). Sumber: kupang.tribunnews.com

[caption id="" align="aligncenter" width="565" caption="Pantai Lasiana di Kupang (NTT). Sumber: kupang.tribunnews.com"][/caption] OBYEK wisata Pantai Lasiana porak-poranda dihantam badai awal tahun ini, persisnya awal Februari 2014. Tanggul penahan di bibir pantai yang dibangun sejak awal tahun 2000-an, kini hancur. Lima bulan berlalu, belum ada upaya Pemerintah Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk memperbaiki kerusakan tersebut [caption id="attachment_319536" align="aligncenter" width="300" caption="Pemandangan sunset di Pantai Lasiana (foto: eddy mesakh)"]

1408171269267177747

[/caption] Hancurnya tanggul tembok itu menyimpan potensi bahaya bagi keselamatan warga setempat. Demikian pula ancaman kerusakan yang lebih parah terhadap obyek wisata dengan pengunjung terbesar di Ibukota Provinsi NTT itu. Jika tidak ada upaya perbaikan dalam waktu dekat, ketika badai kembali datang pada bulan Desember, maupun Januari-Februari, maka sebagian besar area pantai akan berubah menjadi lautan akibat abrasi.

1408171346435960216

Tanggul penahan hancur diterjang ombak (foto:connie francis) Sejak ambrolnya tanggul tersebut, luapan pasang air laut menerobos hingga rumah penduduk. Air laut meluap ke daratan hingga ratusan meter. Situasi ini mengancam keselamatan penduduk yang bermukim sekitar pantai itu. Asal tahu, Pantai Lasiana sejak lama merupakan obyek wisata favorit masyarakat Kota Kupang dan sekitarnya. Angka kunjungannya rata-rata mencapai 150 ribu sampai 200 ribu wisatawan per tahun. Obyek wisata ini mampu menarik banyak pengunjung lantaran menjadi satu-satunya obyek wisata pantai yang mudah diakses warga kota, setelah hampir sebagian besar area garis pantai di kota itu diserahkan kepada investor untuk mendirikan hotel dan restoran mewah. Ruang-ruang terbuka hijau di garis pantai Kota Kupang nyaris habis akibat alih fungsi secara membabi-buta. Maka hampir tak ada pilihan lokasi wisata bagi warga kota selain Pantai Lasiana. Kurang peduli Sejauh pengamatan penulis, Pemerintah Provinsi NTT maupun Kota Kupang, kurang peduli terhadap pengembangan obyek wisata yang ada di daerah tersebut. Seperti Pantai Lasiana, sejak tahun 1960-an [caption id="attachment_319538" align="aligncenter" width="300" caption="Anak-anak dari sekitar Pantai Lasiana menari bersama seorang pembawa acara dari Trans7, beberapa waktu lalu. (foto:eddy mesakh)"]

1408171419430512114

[/caption] sudah jadi destinasi wisata lokal maupun oleh turis mancanegara. Tapi tak ada upaya serius dalam pengembangan. Pernah ada beberapa proyek pembangunan shelter, kursi-kursi beton, panggung, kolam renang hingga home stay. Seperti biasa, akibat tiadanya perawatan berarti, hampir semua fasilitas itu sudah hancur. Kolam renang berubah jadi tempat "pembibitan nyamuk", rumah panggung jadi rumah hantu, fasilitas mandi cuci kakus (MCK) tidak terurus, bahkan beberapa fasilitas lain kini tak berbekas, seperti sebuah rumah panggung yang sudah hancur dan home stay yang tersisa pondasinya. Lampu-lampu taman dan lampu penerangan pun kini tak berbekas, raib oleh tangan-tangan jahil. Padahal, Dinas Pariwisata telah menempatkan sejumlah pegawainya untuk menjaga dan merawat fasilitas yang ada. Para petugas itu terlihat hanya sibuk di pintu masuk untuk memungut "pas masuk" dan uang parkir dari pengunjung. Pas masuk untuk pengunjung sebesar Rp 2.000 per orang, biaya parkir Rp 1.000 untuk roda dua dan Rp 2.000 untuk roda empat. Dengan perkiraan pengunjung mencapai 200 ribu per tahun, maka pemasukan dari pas masuk saja mencapai Rp 400 juta setahun. Ini jika dikelola benar, mestinya cukup untuk membiayai perawatan obyek wisata tersebut. Di samping tujuan ekonomis, obyek wisata merupakan fasilitas publik yang berguna bagi warga kota untuk [caption id="attachment_319541" align="aligncenter" width="300" caption="Luapan pasang menerobos jauh ke daratan akibat ambrolnya tanggul penahan (foto: connie francis)"]

1408171705489384156

[/caption] melepas stress. Outputnya bisa berupa peningkatan produktivitas kerja. Apalagi Kota Kupang yang gersang hampir tiada taman kotanya. Penulis berharap ada perhatian Pemerintah Kota Kupang, khususnya Dinas Pariwisata, untuk serius memerhatikan dan merawat obyek wisata Pantai Lasiana dan obyek-obyek wisata lainnya di kota tersebut. Walikota Kupang, Jonas Salean, SH, sebagai pemegang mandat rakyat, yang juga memperoleh dukungan mayoritas warga Kelurahan Lasiana pada pemilihan Walikota 2012 silam, agar tidak melupakan rakyat yang telah memberikan kepercayaan kepadanya. Maaf, Pak Wali, lebih baik mulai bergerak sekarang, catatkan prestasi dalam pemerintahan Anda, sebelum rakyat berbondong-bondong datang menagih ke balaikota. Bikin warga Anda bangga karena telah memilih Anda daripada mereka lebih bangga kepada Ahok dengan aneka prestasinya di Jakarta atau Ridwan Kamil yang sukses membangun Kota Bandung. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline