Lihat ke Halaman Asli

eddy lana

Eddylana

Jalan Terakhir

Diperbarui: 29 September 2021   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay


Lelaki tua itu masih melangkah tertatih, walau sebelah dari kakinya sudah harus sedikit diseret. 

Hari masih agak gelap dan gaung suara azan pun sudah lama melenyapkan. Sejenak kedua bibirnya mengurai se-cubit senyum. Di kepala nya mereka-reka apa reaksi yang akan terjadi apabila "mereka" mendadak menyadari bahwa lelaki lanjut usia yang selama ini tinggal bersama mereka telah raib dari rumah. 

"Mereka" mungkin masih asyik terbuai mimpi, ketika dirinya keluar sembunyi-sembunyi dari rumah besar yang selama ini di huni bersama "mereka"

"Mereka" adalah ( kedua anaknya yang telah berkeluarga, serta cucu-cucunya yang selalu membuat nya kerap tertawa karena kenakalan anak-anak ). 

Ini bukanlah keputusan yang mendadak. Dia sudah memikirkan hal seperti ini mungkin sepuluh tahun dibelakang sebelumnya. 

Menjadi tua serta tak berdaya bukanlah pilihan. Lelaki tua itu paham sangat dan amat mengerti. Paham, bila suatu waktu kelak hal seperti ini bakal terjadi di dirinya. 

Tak lagi ada mata melirik atau menyapa seperti dulu saat tulang-tulangnya masih kuat ber aktivitas.  Sewaktu kekuatan fisiknya masih sangat diperlukan untuk menafkahi keluarganya. 

Tugasnya dirasa usai sudah. Kedua anaknya telah berkeluarga dan masing-masing sudah mempunyai putra dan putri. 

Sebenar nya, tak ada alasan untuk lelaki lanjut usia itu untuk ber buat seperti ini. Yaitu meninggalkan rumah besar dimana selama ini dirinya diperlakukan sebagaimana mestinya. 

Padahal kedua anaknya selalu memperhatikan dirinya. Tak bosan mereka selalu bertanya jika ada sesuatu yang misalnya dibutuhkan. Tetapi tetap saja ada rasa yang mengganjal di dada nya. 

Bisa saja kedua anaknya hanya berpura-pura seperti sangat memperhatikannya, walau mungkin mereka sebenarnya merasa terganggu dengan kehadirannya. Begitulah rasa curiga yang selalu me ngerancu di pikirannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline