Akhirnya saya bisa menulis artikel kembali di kompasiana setelah akun saya yang satunya di blokir oleh kompasiana tanpa ada penjelasan dan ketika saya bertanya juga tidak ada jawaban. Yang menurut saya aneh ketika akun kompasiana saya tidak ada tulisan yang membahas isu sensitif dan tidak ada komentar saya yang memojokkan tiba-tiba akun saya diblokir. Tapi ya sudah lah, semoga dengan membaca artikel ini Kompasiana bisa memberikan saya informasi mengapa akun saya yang satunya di blokir.
Lanjut kepada topik bahasan yang sering membuat saya tidak bisa tidur dan menjadi kecemasan bagi saya pribadi. Tentu anda para pembaca sudah sering melihat anak-anak dengan masih berseragam sekolah baik itu SMA, SMP bahkan SD sudah menenteng rokok di tangan mereka dan menghisap rokok tersebut di depan umum tanpa basa-basi lagi. Hal ini sangat berbeda dengan anak sekolah jaman saya, saya bersekolah SMP pada tahun 2001 di Salah satu desa kecil di Kalimantan Barat yaitu Sungai ayak 3. Dimana memang teman-teman saya memang sudah banyak yang merokok, bahkan ada yang sudah merokok dari SD dan itu mereka lakukan secara sembunyi-sembunyi. Sangat berbeda dengan jaman sekarang yang dimana anak-anak dengan usia sekolah sudah seenak mereka menghisap rokok di tempat-tempat umum. Pertanyaannya adalah apa yang salah ? Apakah adat ketimuran kita yang penuh tata krama sudah hilang ?
Menurut saya pribadi, orang tua yang perokok cenderung menghasilkan anak-anak yang menjadi perokok pula, ini menurut saya pribadi loh ya, maaf apabila ada yang tersinggung. Selain faktor dari keluarga, faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi mengapa seorang anak bisa kecanduan dengan rokok. Dimana dilingkungan dia semuanya adalah perokok dan diusia remaja, seorang anak akan sangat mudah sekali terbujuk oleh teman-teman sebayanya. Jadi balik lagi, dimana pengawasan orang tua sangat berperan penting dalam perkembangan anak.
Mengapa saya konsen ke rokok ? Karena saya mempunyai pengalaman sangat tidak menyenangkan dengan Rokok, Papa saya adalah perokok dan beliau meninggal beberapa bulan sebelum saya melangsungkan pernikahan karena kanker. Dan itu yang saya tidak ingin dirasakan oleh teman-teman pembaca.
Banyak orang mengatakan, "Merokok atau gak mati-mati juga", memang iya. manusia tidak ada yang bisa hidup abadi, cuma bedanya perokok mati ketika anak-anaknya masih kecil dan orang yang tidak merokok memiliki harapan hidup lebih lama untuk bisa menimang cucu.
Oleh karena itu, ada baiknya jauhi rokok sedari kecil, apalagi anak-anak yang sudah terlanjur kecanduan dengan rokok, ada baiknya di stop dan mulai hidup sehat.
#Berhentimerokoksekarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H