Karya : Effendi Sutanja No. 103
KETIKA aku duduk di bangku sekolah menengah, di kelasku ada seorang gadis yang
jelita dan berasal dari keluarga pengusaha angkutan di kotaku.
Aku yang berasal dari keluarga sopir angkot tentu tidak masuk dalam jajaran untuk
menjadi teman apalagi kekasih hati, tetapi pada dasarnya sifatku yang nekad dan
berani setiap berjumpa dengan dia aku selalu menggoda dan anehnya gayung ber-
sambut, dan dia "meladeni" ulahku dengan senyum manisnya yang membuat hatiku
berbunga-bunga, sehingga tiba waktunya aku mengirimkan sepucuk surat melalui
teman sebangkunya dengan harap-harap cemas.