Bulutangkis tunggal putri tampak stagnan akhir akhir ini dengan dominasi Tai Tzu Ying yang sampai hari ini sudah sekitar 127 minggu menduduki ranking satu tunggal putri BWF. Tantangan yang datang paling dari tungal putri jepang Akane Yamaguchi dan pemain yang lagi menanjak tunggal putri dari China Chen Yufei .
Dua tahun terakhir ini tidak terlihat ada bakat bakat baru yang luar biasa di tunggal putri. Bandingkan dengan ganda putri yang memunculkan pemain pemain seperti Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara (jepang) atau pasangan belia Ayako Sakura Moto/Yukiko Tanaka.
Tetapi minggu kemarin di final tunggal putri Barfoot and Thomson atau yang dikenal dengan New zealand open super 300 muncul bintang baru. Dia adalah tunggal putri Korea berusia 17 tahun yang bermain luar biasa di turnamen ini,
Berturut turut dia mengalahkan pemain yang lebih senior dan lebih handal seperti Chen Xiaoxin (China), Zhang Beiwen (USA), Aya Ohori (Jepang) dan mantan pemain nomer satu dunia asal China Li Xue Rui.Tentu ini menarik karena merebut gelar pertamanya di turnamen grandprix pada usia 17 tahun lebih 3 bulan. Usia yang relatif sama ketika Tai Tsu Ying, Akane Yamaguchi, Ratchanok Intanon atau Wang Yihan mulai merebut gelar juara di turnamen grand prix,
Di Korea An Se Young adalah atlet termuda yang masuk tim nasional badminton. Ia masuk tim nasional ketika berumur 15 tahun dengan berkompetisi dalam seleksi nasional selama 2 minggu yang biasanya digelar di akhir tahun.
Sejak itu dia telah memperkuat tim nasional Korea juga di di Uber cup dan Asian Games. Pemain legendaris Lee Yong Dae juga termasuk pemain termuda yang pernah masuk tim nasional korea, tetapi dia masuk tidak berdasarkan seleksi seperti An Se Young tetapi berdasarkan rekomendasi pelatih.
Apa istimewanya An Se Young di lapangan ? Seperti para bintang lainnya ia punya cara bermain yang khas. Pemain ini punya defence yang kuat terutama di daerah yang dikenal sebagai dead zone pada permainan tunggal. Forehand dan back hand defence nya sangat bagus. Tetapi dia sejatinya adalah pemain dengan tipe menyerang.
Dengan bola bola yang susah diantisipasi karena arah, ketajamannya sudutnya dan kecepatannya. Dropshotnya sangat mematikan bagi lawan lawannya sama seperti pemain yang dikaguminya, yaitu Sung Jihyun. Begitu juga dengan pukulan pukulan deception nya yang tidak terduga.
Saya jadi teringat setahun yang lalu tepatnya bulan desember 2017 An Se Young (Korea) kalah dari Asty Dwi Widyaningrum dalam Semi Final Group Women's U.19 Superliga Junior 2017 di GOR Djarum -- Magelang. Sekarang An Se Young telah merebut gelar turnamen Bwf super 300. Cepat sekali perkembangan An Se Young, bagaimana dengan lawan lawannya pemain tungggal putri kita yang dulu mengalahkannya ?
Selamat datang di elite dunia An Se Young,