Jalan Yos sudarso ada di banyak kota kota di Indonesia. Biasanya jalan yang dinamai jalan Yos Sudarso ini adalah jalan besar dengan lalu lintas yang ramai atau orang menyebutnya jalan protokol. Selain diabadikan menjadi nama jalan nama Yos Sudarso juga diabadikan sebagi nama sekolah.
Yos sudarso adalah nama pendek dari seseorang yang nama aslinya adalah Yosaphat Sudarso, dia lahir di Salatiga jawa tengah pada tanggal 24 Nopember 1925. Saat anak-anak, Yos bersekolah di HIS (Hollandsch Inlandsch School), setingkat SD, di Salatiga. Setelah lulus dia melanjutkan di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) di Semarang. 3 tahun kemudian dia lulus dan melanjutkan ke pendidikan guru (kweek school) di Muntilan. Karena pergolakan situasi waktu itu dia gagal menyelesaikan pendidikannya. Pada zaman pendudukan Jepang, Yos sudarso melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Tinggi Pelayaran di Semarang selama setahun dan mengikuti pendidikan opsir angkatan laut jepang di Goo Osamu Butai. Di sana, Yos termasuk salah satu lulusan terbaik. Oleh karena itu, pada tahun 1944, ia dipekerjakan sebagai perwira di bawah kapten di Kapal jepang Goo Osamu Butai.
Setelah proklamasi kemerdekaan dia bergabung dengan BKR (Badan Keamanan Rakyat) yang kemudian menjadi Tentara Nasional Indonesia. Selanjutnya karirnya di TNI angkatan laut sangat cemerlang dia beberapa kali menjadi komandan kapal perang seperti KRI Alu, KRI Patimura, KRI Rajawali dan kRI Gadjah Mada. Pangkatnya terus melejit hingga dia menjabat sebagai deputy operasi Kepala Staf Angkatan Laut ( orang kedua di TNI AL) dengan pangkat Komodor (Laksamana Muda) dalam usia yang masih sangat muda yaitu 36 tahun.
Sebagai orang kedua di TNI Angkatan Laut waktu itu Kommodor Yos Sudarso terlibat aktif dalam operasi Mandala untuk membebaskan Irian Barat (papua) yang waktu itu masih dikuasai Belanda sebagaimana diperintahkan oleh Presiden Soekarno dalam yang deklarasi Trikora (Tri Komando Rakyat) 19 Desember 1961. Pada tanggal 15 Januari 1962, Kommodor Yos Sudarso memimpin 3 kapal perang, yaitu KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang, dan KRI Harimau menyusup dan melakukan pendaratan infiltrasi pasukan ke Kaimana papua. Ketiga kapal itu telah berhasil mendaratkan pasukan di Kaimana dan dalam perjalanan pulang ke Makasar, tapi mereka dipergoki oleh pesawat pengintai Maritim Belanda Neptune dan Firefly.
Tiga kapal Belanda Destroyer Klas Province Hr.Ms. Utrecht, Fregat Hr. Ms. Evertsen dan Korvet Hr.Ms. Kortenaer. Mengejar 3 kapal perang Indonesia kelas MTB (motor torpedo boat tersebut). Sayangnya kapal perang kita tidak dipersenjati torpedo dengan alasan agar lebih banyak memuat pasukan. Terjadilah pertempuran laut yang tidak seimbang. Yos Sudarso mengeluarkan perintah untuk bertempur, walaupun lawan yang dihadapi lebih kuat. KRI Macan Tutul di bawah pimpinan Yos Sudarso melakukan manufer dengan bergerak lurus ke arah Hr.Ms Evertsen dengan maksud menarik perhatian dan pasang badan agar 2 kapal perang Indonesia lainnya yaitu KRI Harimau dan KRI Macan Kumbang bisa menjauh dan meloloskan diri.
Namun mesin kapal ini malah mati, KRI Macan Tutul pun tenggelam karena tertembak dan terbakar oleh meriam kapal HNLMS Evertsen , sedangkan 2 kapal lainnya KRI Harimau dan KRI Macan Kumbang, berhasil meloloskan diri. Komodor Yos Sudarso bersama sekitar 25 awak kapal gugur sebagai kusuma bangsa. Yos Sudarso masih sempat berpidato lewat radio mengelorakan semangat perlawanan yang terdengar di kedua kapal lainnya. Tanggal 15 januari kemudian diperingati sebagai hari Dharma Samudra, dimana pemerintah dan jajaran Angkatan laut melakukan tabur bunga untuk mengenang jasa para pahlawan di pertempuran laut aru. Untuk menghormati jasanya pemerintah menaikkan pangkatnya Yos Sudarso menjadi Laksamana Madya (anumerta) dan berdasarkan SK Presiden RI Nomor 088/TK/1973 Yos Sudarso diangkat menjadi Pahlawan Nasional.
Bahan bahan tulisan tentang Yos Sudarso tersebut diatas sangat mudah di dapat karena ada internet, bisa dilihat di wikipedia atau portal seperti tirto.id. Atau masukkan kata kunci " Yos Sudarso " atau " Hari Dharma Samudra " atau " Pertempuran Laut Aru ". ada juga buku buku tentang " Yos Sudarso" yang juga bisa di google judulnya.
Mengapa saya menulis ini karena minggu lalu saya melihat plang jalan di Batam yang ditulis secara salah. Di plang jalan protokol antara simpang fly over Batam hingga pelabuhan Batu Ampar Batam itu tertulis nama jalan " Kolonel Yos Sudarso ". Tentu saja ini salah dan harus dibetulkan karena kalau memakai pangkat beliau sebelum gugur seharusnya plang jalannya menjadi jalan " Komodor Yos Sudarso " atau kalau memakai pangkat terakhir setelah gugur dinaikkan satu tingkat menjadi jalan " Laksamana Madya (Laksdya) Yos Sudarso ".
Penamaan jalan dengan nama pahlawan berfungsi juga untuk pendidikan, Laksamana Madya Yos Sudarso itu pelaku sejarah . jadi kalau penamaannya salah ya kita harus meluruskannya sesuai dengan fakta sejarah. Agar generasi berikutnya tidak salah memahami pahlawannya dan bahkan dapat belajar banyak dari kepahlawanan sang tokoh. Semoga sebelum hari Dharma Samudra besok tanggal 15 Januari plang jalan yang salah ini sudah segera diganti dengan yang baru. Di Batam ada sekolah Yos Sudarso yang cukup besar dan ternama tentu guru dan muridnya paham tentang hal ini dan bisa mengajukan pembetulan ke pihak yang terkait. Begitu juga dengan Instansi Angkaan laut yang ada di Batam.
Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H