Lihat ke Halaman Asli

5 TAHUN LAGI JUARA DUNIA ?

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1427252084782311648

[caption id="attachment_405202" align="aligncenter" width="432" caption="Gregoria Mariska, atlet pelatnas tunggal puti yang sekarang berusia 16 tahun"][/caption]

Ada juga kekurangannya kalau pelatih dan pembina badminton kita adalah bekas pemain yang dahulu menikmati masa kejayaan badminton Indonesia. Apa kira kira ? senses of crisisnya !! mereka yang dulu menikmati masa kejayaan Indonesia selalu terbuai dengan masa dimana pemain kita begitu digdaya tak tertandingi di arena. Ketika atlet atlit kita sekarang tak berdaya digebukin  persaingan dunia mereka tak segera mengambil tindakan yang memadai. Barangkali mereka mengira dengan tangannya yang dulu hebat sebagai pemain dunia masih bisa menyulap prestasi anak didiknya. Thailand yang nggak punya pemain hebat di masa lalu saja bisa punya pemain pemain hebat sekarang, apalagi Indonesia banyak bertaburan pemain hebat yang kini jadi pelatih dan pengurus masa tidak bisa ?

Ini terlihat dari apa yang dikemukaan Bambang Supriyanto, head coach pelatnas tunggal putri. Ia mengatakan butuh waktu 5 tahun untuk pemain tunggal putri  kita sekarang yang ada dipelatnas untuk berprestasi. “Atlet-atlet muda saat ini banyak yang berpotensi, tapi masih harus terus diasah dan dibina. Karena saya melihat potensi yang ada saat ini usianya sekitar 16 dan 17 tahun. Saya kira setelah empat atau lima tahun nanti, tunggal putri sudah bisa menjadi sektor yang diandalkan Indonesia,” ungkap Bambang. (www.badmintonindonesia.org)

Padahal berapa sih usia pemain pelatnas sekarang.  5 tahun lagi andalan pelatnas Lindaweni fanetri sudah berusia 31 tahun dan  Bellaetrix malah sudah 32 tahun.  Tentu dua duanya sudah tidak berprestasi lagi.  5 tahun lagi  Hana ramadhini berusia 25 tahun, Dinar dyah Ayustine 28 tahun, Priskila Siahaya 24 tahun, Fitriyani 22 tahun, Gregoria Mariska 21 tahun. Tetapi apakah mereka mampu bersaing dengan pemain pemain dunia sekarang  yang 5 tahun lagi masih  bertahan seperti Ratchanok intanon yang 5 tahun lagi berusia 25 tahun, Tai Tsu Ying 26 tahun, PV sindhu 24  tahun, Nozomi Okuhara  24 tahun, Buzanan Ongbhumrungphan 24 tahun,  Sun Yu 26 tahun  He bing Jiao 23, Qin Jin Jing 24  tahun. Atlet kita 5 tahun lagi juga belum tentu mampu melawan pemain pemain lain yang 5 tahun lagi masih berusia di bawah 22 tahun seperti Akane yamaguchi, Aya Ohori (jepang), Chochuwong Pornpawee,  Chaiwan Pattarasuda (Thailand) Chen Yu Fei, Chen Xiaxin (china)  Kim Ga eun, Lee soo yung (korea).

Jelas sekali salah satu yang tidak diantisipasi Indonesia adalah usia prestasi tunggal   putri yang semakin muda. Bayangkan Ratchanok Intanon, Tai Tsu Ying, PV Sindhu, Nozomi Okuhara, Akane Yamaguchi dan lain lain sudah mulai mapan di 20 besar bahkan 10 besar dunia pada usia 17-18 tahun !!  Dan itu mereka tidak sendiri, Thailand  punya banyak pemain muda karena pembinaan yang berlapis. Di bawah Ratchanok Intanon ada Busanan ongbumrungpham dibawahnya ada Chochuwong Pornpawee, dibawahnya ada Chaiwan Pattarasuda. Jepang ada Nozomi okuhara  di bawahnya ada Akane yamaguchi, Aya Ohori dan Natsuki Nidaira.  Korea ada Kim Hyo Minh, dibawahnya ada Kim Ga eun, dibawahnya lagi ada Lee soo yung

Semua masih punya kesempatan untuk berkembang menjadi lebih baik, tetapi atlet tungal putri kita yang 5 tahun lagi digadang pelatihnya akan mampu bersaing di tingkat persaingan dunia tampaknya akan tetap mengalami kesulitan. Karena pengurus dan pelatih salah menetapkan usia matang untuk berprestasi, bayangkan  umur 22-24 tahun masih dipandang sebagai usia puncak prestasi. Padahal banyak pemain sudah mulai berprestasi dunia pada usia 17-18 tahun lihat saja itu Ratchanok intanon, Tai tsu Ying, PV Sindhu, Nozomi Okuhara, akane Yamaguchi, Busanan Ongbumrungpham, dan sebagainya.

Seharusnya pengurus dan pelatih lebih memperhatikan pemain  usia anak anak (under 13 tahun ) dan pemula (under 15 tahun) kalau  mau punya target 5 tahun lagi mampu bersaing di tingkat dunia. Selain itu turnamen untuk usia anak anak dan pemula harus diperbanyak jangan seperti sekarang djarum sirnas saja banyak yang tidak mempertandingkan usia dibawah 13 dan 15. Turnamen untuk anak anak di bawah 13 dan 15 seperti Milo dan Sidu serta O2SN harus digarap serius jangan cuma muter ke sana kemari seperti arisan, padahal dari situ sebetulnya bibit bermunculan. Dan bibit olah raga apapun tidak mengenal tempat untuk muncul, pengurus dan pelatih harus jeli. Salut untuk PB Djarum yang mengadakan Audisi untuk tahun ini di 9 kota di seluruh Indonesia, !!

Satu lagi, beri kesempatan bertanding ke luar negeri untuk bertemu pemain pemain dari negara yang bagus pembinaannya seperi Thailand, Jepang, Korea,  juga harus digenjot. Banyak turnamen di luar negeri yang mempertandingkan usia di bawah 13 dan 15,  pengurus dan pelatih harus mendorong anak anak didiknya untuk ikut agar game intelligence mereka bagus. Kalau mereka hanya berlatih dan bertanding di dalam negeri game intelegence mereka akan sangat rendah. Kenapa ? karena senior senior mereka menjadi bulan bulanan di persaingan internasional. Kalau seniornya saja babak belur masa yuniornya yang berlatih di tempat dan dengan tim pelatih yang sama bisa lebih baik ?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline