Lihat ke Halaman Asli

Eddo Pratama

Eddo Pratama

Tragedi Kapal Selam KRI Nanggala 402

Diperbarui: 31 Mei 2021   03:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KRI Nanggala 402, adalah kapal yang menjaga perairan negara indonesa, dibalik nama tersebut ada makna yang mendalam. Nanggala adalah nama  yang berasal dari kesaktian Baladewa. Konon Nanggala dipercaya memiliki kekuatan alam super besar yang berasal dari petir. Karena maknanya yang dalam, hal ini menjadi landasan pemberian nama untuk kapal ini lalu TNI AL pun menamai kapal selamnya dengan Nanggala, yaitu KRI Nanggala 402. Karena Nanggala juga memiliki kekuatan yang cukup besar dalam peperangan, Secara resmi nama kapal tersebut digunakan pada tanggal 28 Agustus 1981.


Tenggelamnya KRI Nanggala-402 awal mulanya yaitu  ketika kapal mengikuti latihan penembakan senjata strategis TNI AL 2021 diperairan bali. KRI Nanggala-402 ini dibuat di Jerman Barat tepatnya di kota kiel, pemerintah Indonesia memesan pada 1977 dan aktif digunakan pada 1981. Kapal ini terdapat saudara kembar yang memiliki kemiripan yaitu Kapal KRI Cakra-401. Selain KRI Nanggala-402, Indonesia masih mempunyai 4 kapal selam  yang masih digunakan saat ini, yaitu KRI Cakra-401, KRI Ngapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405.


Insiden ini tentunya menjadi berita buruh bagi negara Indonesia serta insiden ini mengurangi alutsista negara kita dan memakan korban prajurit terbaik bangsa ini, karena mengangkut 53 personel itu hendak melakukan latihan tembak torpedo kepala perang, pada Rabu 22 April 2021. Selama pencarian bukti serta titik terang KRI Nanggala 402 tepatnya pada Sabtu 24 April 2021, tim SAR menemukan barang-barang serta bagian dari pipa pendingin, dan komponen torpedo yang memiliki kemiripan perangkat KRI Nanggala 402. Insiden ini terjadi menurut tim pencari yaitu terjadi kemungkinan disebabkan  pecahnya tangki bahan bakar yang ditemukan di awal pencarian di dekat titik penyelaman terakhir kapal selam, puing-puing tersebut adalah bukti kapal selam telah tenggelam. Hasil pencarian serta pemindaian mendeteksi kapal selam KRI Nanggala-402 tenggelam di kedalaman 850 meter.


Posisi ini sulit untuk bisa selamatkan hal ini dikarenakan KRI Nanggala 402 hanya dirancang untuk menahan kedalaman hingga 500 meter. KSAL Laksamana Yudo Margono mengatakan, analisis awal tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 lebih pada faktor alam. Ia mengatakan, dari sejumlah laporan awal penyebab tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 buatan Jerman ini juga bukan karena kesalahan manusia mau pun black out atau mati listrik.Bersamaan dengan itu, hal ini menjadi bahan poin evaluasi pemerintah termasuk anggaran untuk pertahanan  dan pendidikan TNI. Tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 di Perairan Bali menjadi peringatan bagi pemerintah untuk mengevaluasi alat utama sistem senjata yang dimiliki negara kita. Serta mengevaluasi lembaga pendidikan TNI untuk memperoleh ilmu pengetahuan juga teknologi alutsista yang tinggi dan inovatif, hal ini sangat penting guna  mencegah terulangnya tragedi yang dialami KRI Nanggala 402.

 

 

 

https://www.suara.com/news/2021/04/26/184821/kri-nanggala-402-tenggelam-saatnyapemerintah-evaluasialutsista?page=2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline