Lihat ke Halaman Asli

Eddo Richardo

Mantan Jurnalis media grup Jawa Pos

Akulturasi Kebudayaan, Icon Pariwisata Pulau Bangka

Diperbarui: 24 Maret 2018   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelepasan Penyu pada pembukaan Bangka Culture Wave 2018. (Foto.Edo/Humas)

SUNGAILIAT-Akulturasi kebudayaan di Bangka Belitung dimana berbagai kebudayaan mulai dari etnis Tionghoa dan Melayu serta etnis lainnya berpadu dan saling mengisi serta duduk berdampingan tidak saling bersinggungan menjadi ikon tersendiri yang tidak ada di daerah lain di Indonesia yang menjadi daya tarik untuk mengangkat pariwisata di Bangka Belitung.

Hal tersebut diungkapkan perwakilan Kementerian Pariwisata RI, Ikbal Alamsyah, ketika memberikan sambutan dalam pembukaan Bangka Culture Wave di Pantai Tongaci, Sungailiat, Kabupaten Bangka, Sabtu (24/3/2018).

Untuk sektor pariwisata, Indonesia sudah masuk ke peringkat 42 dunia yang perkembangannya sudah mencapai kulmulasi yang hebat sehingga bisa menyumbang pendapatan Negara dan hal tersebut harus terus dikembangkan.

''Wisata alam di Indonesia ini sudah terkenal tetapi untuk akulturasi kebudayaan etnik tinghoa dan melayu sudah tercipta di sini yang menjadi keunggulan tersendiri sehingga menjadi suatu daya tarik yang luar biasa,''ungkap Ikbal Alamsyah.

Pelepasan penyu ke laut lepas. (Foto.Edo/Humas)

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Babel, Yan Megawandi, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pariwisata yang telah mengagendakan 2 event wisata di Provinsi Babel yakni Festival Tanjung Kelayang di Beliyung dan Bangka Culture Wave di Pulau Bangka yang bertujuan untuk mengangkat sektor pariwisata di Babel.

''Semoga kedepannya semakin dikenal dan mari kita sukseskan wisata kebudayaan pada tahun ini dan kedepannya kita susun lebih baik lagi,''ujar Yan Megawandi.

Pemukulan Beduk tanda dibukanya Bangka Culture Wave 2018. (Foto.Roby/Humas)

Dalam kegiatan tersebut dilakukan pemukulan beduk tanda dibukanya Bangka Culture Wave 2018, pagelaran music antar bangsa, pertunjukan barongsai, dan pelepasan penyu ke laut. Dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh perwakilan Menko Maritim, Rahman Hidayat, para kepala OPD di lingkungan Pemda Bangka, Provinsi Babel, dan para tamu undangan lainnya.

Pertunjukan tari dan musik antar bangsa. (Foto.Roby/Humas)

Bangka Culture Wave akan digelar selama 13 hari dengan berbagai kegiatan yakni, pertunjukan music dan tari antar bangsa pada tanggal 24-26 Maret 2018, Pertandingan Barongsai pada tanggal 24-25 Maret, Tongaci Singing Contest pada tanggal 26-29 Maret, Zumba Maumere pada tanggal 30 Maret, Lomba Lukis Payung pada tanggal 31 Maret, Delocomotief Fashion Carnival pada tanggal 1 April, Lomba fashion festival daur ulang pada tanggal 1 April, Audisi pemilihan putra putrid Merah Putih Bangka Belitung 2018 pada tanggal 1 April, Lomba dan permainan tradisional Gasing Rock Balancing pada tanggal 2 April, Lomba Stand Up Comedy pada tanggal 3 April, pertunjukan dambus dan alat-alat music tradisional pada tanggal 4 April, Kerajinan tangan lokal dan kuliner tradisional olahan non beras pada tanggal 24 Maret-8 April 2018, pameran sejarah dan family tree marga besar di Bangka pada tanggal 24 Maret-8 April 2018, Layaran film documenter pameran fotografi pada tanggal 24 Maret-8 April, lomba VLOG dan Foto Online pada tanggal 24 Maret-8 April, serta Art Expo yang diikuti eksposisi seni yang diikuti seniman antar bangsa pada tanggal 24 Maret -- 8 April. (Edo/Humas)



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline