Sekitar bulan mei/june 2007 setelah merasa sepeda hybrid saya sudah tidak fit to purposenya...maka dengan berat hati saya pensiunkan dan bertekad untuk merakit sepeda sendiri....
Budget...
Pertamanya saya siapakan budget antara 6-9 jt....supaya paling tidak bisa balapan sama kona (he..he..he..) tapi berhubung Ali setelah mendengar ayahnya ingin sepeda baru, tiba-tiba saja sepedanya rusak terus..maka dengan terpaksa budgetnya dibagi dua...dan saya mesti merubah semua rancang bangun sepedanya.
Kebetulan saya sudah mengumpulkan beberapa data-data teknis sepedanya sejak bulan February, makanya perubahan ini juga bisa saya lakukan dengan cepat.
Ogah Rugi Style
Dengan budget yang terbatas, terpaksa muncul style ogah rugi....pokoknya harus punya sepeda yang mantap tapi harganya asli murah...Soalnya sepeda hibryd saya sudah sangat bagus untuk jalan raya dan tanjakan karena menggunakan gear over drive....jadi mau tak mau tidak boleh punya sepeda yang lebih jelek...
Tentu yang pertama perlu dipikirkan adalah purpose dari sepeda-nya...soalnya, component pertama yang akan kita beli adalah frame, dan frame nya sangat tergantung pada purpose dari sepedanya....
Kalau budget lebih, tentu yang akan saya pilih adalah All Mountain atau paling tidak XC softt tail.....Tapi karena dana terbatas, maka yang dipilih adalah XC hard tail. Dan frame di bagian ini harganya antara 300 sampai 3 jt....
Seperti contoh GT generic di iroel Yogya bisa dapat 300 rb, kalau United dominate 450...United nucleus 650...Musso 900....Alight 1.5....
Akhirnya setelah lihat commet di WWW.sepedaku.com saya pilih nucleus 17" dan untuk Ali....Polygon tyrano 14" (ex akang)
Pangkas kedua (rear gear ratio - Halus tidak?)
Sebenarnya pangkas kedua inilah yang paling significant. Karena perbadaan harga antara cassette gear ratio belakang 7 atau 8 atau 9 setelah termasuk gear set lengkapnya, bisa berkisar antar 1.5 sampai 4 juta....(misalnya ...set alivio sekitar 800rb sedangkan set XTR sekitar 6-7 jt)
Akhirnya setelah menghitung di excel file as per attached dan membaca di www.sepedaku.com, maka saya pilih yang casette belakangnya 8 speed, sehingga final speednya 24...
Pertimbangan utamanya sudah pasti budget, tapi sebagai pertimbangan tambahan adalah kehalusan perpindahan gigi pada saat tanjakan. Setelah beberapa bulan latihan di tanjakan plant site, pada akhirnya saya rasakan yang menentukan kecepatan dan ketahanan dalam tanjakan adalah perbedaan final ratio torque di sepedanya.(dengan asumsi menggunakan tenaga yang sama....kalau atlit sih...biar pakai sepeda boncel juga bisa naik..).Nantilah saya bagi pengalaman lagi tentang ini.
Yang jelas dengan speed 8 saya rasakan sudah sangat tipis perbedaan kehalusannya dengan yang 9.
Pangkas ketiga (weight versus efficiency)
Sekali lagi, kalau budget lebih, sudah pasti saya akan memburu component yang ringan, tapi dengan dana yang terbatas tapi ingin memburu kualitas, maka saya menggunakan component gado-gado....
Pikiran saya sederhana saja, daripada pilih component yang ringan (dengan selisih sekitar 100 - 50 gram per component) lebih baik badan saya saja yang lebih dikuruskan sekitar 1 -2 kg (hm...hmm).
Hal ini karena hitungan akhirnya sudah pasti kepada power yang dibutuhkan untuk goes sepeda dengan torque yang sama.
Power yang dibutuhkan untuk goes sepeda sebenarnya sebanding dengan resistansi yang timbul dari gesekan ban dengan jalan.....dimana factor-factornya adalah berat sepeda total(termasuk pengendaranya) dan coefficient gesekan.
Makanya kalau memang ingin efficient, pemilihan ban dan kekerasan tekanan ban adalah salah satu factor yang harus diperhatikan karena akan mempengaruhi nilai coefficient gesekan.
Dalam memilih component gado-gado, maka efficiency component yang menjadi factor Utama...sebenarnya saya agak menyesal juga, karena dengan menambah 500 ribu saya sudah bisa menggunakan hub yang hollow tech yang mempunya efficiency yang lebih baik dari Hub biasa...Tapi berhubung waktu itu tidak tersedia crank case ukuran over drive untuk hollow tech, maka saya pakai hub kotak saja.(soalnya sudah tidak sabar naik sepeda baru friend).
By the way, crankset overdrive ini adalah crankset yang punya perbandingan gear 48-36-26, sedangkan crankset standard adalah 44-32-22....dan dari awal saya sudah bertekad untuk beli crankset overdrive supaya bisa mempunyai final speed yang tinggi untuk jalan datar dan penurunan...
Geometry Sepeda dan ergonomis
Kalau ditanya alasan Utama kenapa saya ingin merakit sepeda, pasti jawabnya supaya bisa menentukan sendiri geometry sepeda yang ingin dibangun supaya bisa ergonomic sepedanya..
Geometry 1..Frame
Yang paling pertama untuk urusan ergonomic ini sudah pasti adalah pemilihan ukuran frame sepeda. Penggunaan pengukuran yang diberi dari Jakarta saya rasa sangat cocok, tapi bisa dimainkan sekitar 1" keatas atau 1" kebawah...Sebagai misal, kalau saya cocoknya adalah frame 16", tapi dari diskusi dengan teman makanya saya pilih yang 17" dan ternyata tidak ada masalah juga.
Geometry 2..Saddle Post - Steering - Stem
Kalau mau yang mantap, bisa menggunakan yang di wrenchsience, tapi kalau mau yang gampang, bisa menggunakan saran dibawah ini.
Prinsip ergonomic sepeda adalah agar tubuh dan lengan bagian atas membentuk segitiga sama siku, agar distribusi beban seimbang antara lengan dan badan.
Untuk hal ini bisa sangat berbeda antara setiap individu, tapi prinsip dasarnya adalah:
- Tinggi ujung sadle hingga tinggi steering mesti rata, karena ini yang merupakan garis bawah segitiga
- Jarak antara titik tengah sadle dan titik tumpu lengan di steering mesti di set agar kita merasakan pada saat bersepeda beban ke punggung dan lengan seimbang...(yang paling pasti adalah mesti dirasakan....enaknya)
Untuk itu, sebelum membangun sepeda sebaiknya pinjam sepeda teman yang framenya sama atau paling tidak geometry dan size sepedanya sama.Test untuk mendapatkan geometry yang baik, atau lakukan sesuai dengan langkah berikut pada saat membangun sepeda: (Saran saya untuk langkah ini sebaiknya di build di tokonya sehingga setelah kita pasang seteeringnya baru dibawah kerumah, karena pemasangan steering ke frame agak susah dan kalau salah set jadi salah semua)
Langkah 1
Set tinggi sadle sehingga sesuai dengan theory yang kita sudah pelajari di Matano hall (ukur pakai lengan ke hub...pastikan lekukan kaki sudah pas pada waktu menggenjot)
Langkah 2
Set tinggi pangkal sehingga membantuk garis lurus antara sadle dan stem, jangan potong dulu steeringnya (sebaiknya beli adaptor steering agak lebih...kalau tidak dipakai bisa diberi teman...hi...hi) nah...kalau di toko...bisa pinjam dulu punya tokonya....
Jangan lupa, stem dan steeringnya juga dicoba beberapa ukuran sehingga di rasa pas ke badan
Kalau panjang stem terbatas, bisa juga pakai ganti saddle post-nya yang penting pastikan beban ke tulang punggung dan lengan seimbang sehingga tidak sakit punggung atau lengan setelah naik sepeda.
Note:
Kalau malu untuk malu-maluin di toko....pergunakan ukuran di wrenchsience secara complete...
Demikian pengalaman dan saran saya...selamat rakit sepeda....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H