Lihat ke Halaman Asli

Eddi Kurnianto

orang kecil dengan mimpi besar.

Pemberitaan Kriminal oleh Media Massa Malah Menginspirasi Kejahatan?

Diperbarui: 4 April 2017   17:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: keyword-suggestions.com

Mungkinkah ada tren dalam kejahatan? Benarkah kejahatan bisa ditularkan? Apakah ada peniruan dalam kejahatan?

NATURAL BORN KILLER
Charles Starkweather adalah seorang supir truk berusia 19 tahun. Di akhir januari 1958, Starkweather dan kekasihnya yang baru berusia 15 tahun, Caril Ann Fugate ditangkap polisi di kota Douglas, Wyoming, Amerika Serikat. Penangkapan yang merupakan akhir dari kejar-kejaran kendaraan berkecepatan tinggi mengakhiri kisah kejahatan paling kontroversial di Amerika saat itu.

21 januari, keluarga Fugate di Lincoln, Nebraska, dibunuh dengan kejam. Ayah tiri, ibu kandung dan adik bayi Caril Ann Fugate dibantai dan juga dimutilasi. Selama 6 hari, Charlie Starkweather dan Caril Ann Fugate tinggal di rumah itu bersama jenazah yang disembunyikan. Saat keluarga jauh –keponakan dan sepupu- Fugate curiga, alih-alih melarikan diri dari pembunuh keluarganya, Caril Ann justru mengikuti Starkweather melarikan diri. Menebar teror sambil melintasi Nebraska.

Mereka merampok minimarket, merampas mobil untuk berkendara gila-gilaan, memperkosa dan merampok orang yang ditemui saat kehabisan uang. Semua korban yang mereka temui dihabisi nyawanya dengan darah dingin. 

Sepanjang perjalanan mereka sampai di Wyoming, ada 7 korban yang mereka bunuh. Tapi sebelum melakukan perjalanan itu, Starkweather sudah melakukan 4 pembunuhan. Total 11 orang yang tercatat mereka bantai. Itu yang tercatat! kemungkinan masih ada lagi korban yang belum di akui. Detil kekejamannya tidak perlu disampaikan disini.

Charlie Starkweather akhirnya dihukum mati, sementara Caril Ann Fugate mendapat hukuman seumur hidup. Kasus Starkweather–Fugate ini mendapat banyak sekali liputan dari berbagai media. Keduanya menjadi sangat terkenal dan kisahnya bahkan menginspirasi berbagai film; diantaranya: The Sadist (1963), Badlands (1973), Kalifornia (1993), and Starkweather (2004). Bahkan sebuah TV serial berjudul Murder in the Heartland (1993) adalah semacam biografi dari Fugate dan Starkweather. Sementara film Stark Raving Mad (1983), menceritakan dramatisasi perjalanan teror mereka. Kisah mereka juga menjadi inspirasi sebuah film epic karya Oliver Stone dan Quentin Tarantino; Natural Born Killers (1994).

Charlie Starkweater dan Caril Ann Fugate seolah menjadi selebriti yang kisahnya diabadikan melalui karya-karya itu. Jejak kejahatan mereka ternyata memanjang bahkan jauh setelah Starkweater di eksekusi mati.

COPYCAT EFFECT
Tanggal 5 Maret 1995, Sarah Edmondson (19) and her boyfriend Benjamin James Darras (18) menghabiskan waktu bersama di kabin keluarga Sarah, di Muskogee, Oklahoma. Mereka menghisap LSD sambil menonton berulang ulang film Natural Born Killer. Keesokan harinya mereka meninggalkan kabin, memacu Nissan Maxima milik Sarah di jalan raya antar kota, sambil menggenggam revolver kaliber 38. Mereka berencana menuju konser Grateful Dead, di Memphis Tenesse.

Saat melintas di Mississipi, mereka bertemu seorang pebisnis bernama Bill Savage, menembaknya dua kali di kepala dan mengambil uangnya. Darras mengambil sobekan kemeja Savage yang penuh darah sebagai kenang-kenangan. Kemudian dua remaja itu menuju Ponchatoula, Louisiana, di mana mereka menembak penjaga minimarket bernama Patsy Byers. Patsy selamat, tapi menderita kelumpuhan dari leher ke bawah. Saat tertangkap mereka mengaku terinspirasi film Natural Born Killer untuk menjadi Copycat Killer.

Para Copycat Killer ini, -menurut Mark Griffiths, psikolog dari Nottingham Trent University, Inggris- Adalah pembunuh yang mencontoh dan terinspirasi dari pembunuh di kehidupan nyata, yang diberitakan di media cetak atau televisi. Efek peniruan modus pembunuhan itu disebut copycat effect.

Copycat effect adalah peniruan terhadap sebuah perbuatan melanggar hukum –yang biasanya adalah pembunuhan atau bunuh diri- akibat dari pemberitaan dan exsposure yang gencar di media massa[1]. Istilah copycat pertama kali mencuat sekitar tahun 1916, saat bermunculan kejahatan yang mirip dengan pembunuhan yang dilakukan seorang kriminal yang disebut “Jack The Ripper”. Karena meningkatnya jumlah kejahatan yang mirip, para kriminologis kemudian menyadari; terpaan media turut berperan meng-inspirasi kriminal untuk meniru kejahatan yg populer di media masa[2].

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline