Lihat ke Halaman Asli

Mengembalikan Nilai-Nilai Ketuhanan Dalam Proses Pendidikan

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

اِقْرَأ بِا سْمِ رَبِّكَ الَّذيْ خَلَقَ

iqra' Bismirabbikalladzi kholaq

Artinya :

Bacalah dengan nama Tuhan yang menjadikan.

Ya, ayat pertama dari surat Al-Alaq yang merupakan surat pertama yang diturunkan Alloh swt. melalui Malaikat Jibril di Gua Hira kepada Kanjeng Nabi Besar Muhammad saw. dimana ada 5 ayat pertama yang diturunkan sebagai "Undang-Undang" pertama bagi perjalanan kerasulan Muhammad saw. Menurut penulis ayat ini merupakan landasan utama bagi manusia pembelajar sebagai manifestasi Khalifatullah di muka bumi ini.

Penulis yang merupakan orang awam dalam hal penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an, ayat diatas tidak menyebutkan objek bacaan yang sifatnya teknis, maka kata Iqra' itu digunakan dalam arti membaca, menelaah, menyampaikan, mengupas, menganalisa, mengamati , dsb. Karenanya yang sifatnya umum maka objek tersebut mencakup segala yang terjangkau oleh indera secara kasat mata maupun yang tidak.

Dalam konteks belajar, dan pembelajaran menurut hemat penulis, untuk memahami ayat ini tidak hanya meminta manusia untuk belajar dalam arti luas. Menurut penulis, dalam ayat ini Tuhan meminta manusia untuk belajar dan memahami ayat-ayat Tuhan baik yang tertulis dalam kitabnya maupun berupa tanda-tanda kebesaran Tuhan melalui betapa kompleks, terstruktur dan teraturnya susunan alam semesta ini dibuat.

Kata "Bacalah" atau اِقْرَأ merupakan perintah sekaligus ajakan bagi manusia untuk mengupas seluruh fenomena alam serta akibat yang menyertainya untuk kebaikan dan kemaslahatan umat manusia. Dalam hal ini kita tidak menyinggung umat yang berasal dari daerah tertentu, agama apa, dari bangsa yang mana. Tuhan meminta segenap umat manusia untuk senantiasa belajar dan memahami serta mengambil setiap pelajaran yang terkandung di dalamnya.

Pertanyaan selanjutnya apakah hanya cukup berhenti belajar dan belajar. saya kira dalam konteks ini YA. karena salah satu fungsi manusia dalam dunia ini adalah belajar. Belajar tidak mengenal usia, waktu bahkan kondisi, manusia selalu dituntut untuk belajar, merenungi dan mengambil setiap hikmah yang terkandung didalamnya dan bertujuan untuk perbaikan dalam kehidupan selanjutnya.

Selanjutnya, dalam ayat tersebut dilanjutkan dengan "dengan nama Tuhan yang menjadikan" atau بِا سْمِ رَبِّكَ الَّذيْ خَلَقَ. Konteks dari ayat ini, menurut penulis sangatlah luas, satu hal yang ingin penulis jabarkan dalam tulisan ini adalah  "bahwa rangkaian proses belajar dan pembelajaran kita harus senantiasa mengikutsertakan Tuhan dalam setiap jengkal proses belajar dan pembelajaran. "mengikutsertakan" Tuhan dalam setiap proses pembelajaran bukan berarti mulut kita selalu berdzikir layaknya berdzikir saat kita setelah sholat, akan tetapi sejak dari niat awal kita belajar sampai tujuan (untuk apa kita belajar dan melaksanakan proses pembelajaran) kita selalu menghadirkan nilai-nilai ke-Tuhan-an.

Dimulai dari niat, niat dalam hal ini merupakan sebuah konsensus atau ketetapan dan inti kita belajar. Dalam hal menghadirkan nilai-nilai ke-Tuhan-an dari segi Niat adalah bagaimana kita meniatkan belajar sebagai salah satu sarana untuk mengabdi kepada Tuhan dengan mengharapkan Ridha Tuhan. Kata Ridha berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata rodiya yang berarti senang, suka, rela. Ridha merupakan sifat yang terpuji yang harus dimiliki oleh manusia. Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa Allah SWT ridha terhadap kebaikan hambanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline