Lihat ke Halaman Asli

EcyEcy

Pembelajar

Misteri Malam Jumat (24)

Diperbarui: 21 Februari 2020   22:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Genta dan Rudi sudah bangun dari peraduan. Lelapnya mereka melewatkan banyak hal sejak tadi subuh. Bahkan untuk mandi pun mereka sudah harus menimba air kembali dari sumur. Sebab air di bak sudah kurang lebih dari separuh sebab aku pakai mandi. Rudi menggerutu kesal.

"Makanya kalau bangun rada pagian. Rezekimu noh udah dipatok ayam." Aku tertawa mengejeknya.

Sedangkan Genta dengan tubuhnya yang kekar, hanya bermodalkan celana pendek, sudah gubyur gubyur di samping sumur.
Kokok ayam membawa matahari naik dari ufuk timur. Tawa renyah neneknya Wati melihat Rudi yang sewot jadi tontonan menyenangkan pagi itu. Begitu bahagianya wajah tua melihat tingkah anak anak pemalas tadi.

"Cepetan mandinya." Wati teriak dari jendela dapur.

Genta sudah memakai handuk. Aku dan nenek langsung masuk ke rumah. Kami tinggalkan Rudi yang baru mulai mandi.

"Makan, Bud?" Wati menawarkan sarapan pagi yang cukup menggiurkan bagiku.

"Nanti aja. Nunggu yang lainnya."

"Habis ini kalian mau kemana?" Wati penasaran rupanya.

"Ngusir ya?" Aku tersenyum menggoda.

"Nggak. Cuma mau tau aja."

"Kamu tuh cantik cantik kepo." Kesempatanku mendapatkan semburat ranum di pipi Wati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline