Lihat ke Halaman Asli

EcyEcy

Pembelajar

Puisi | Pasir Pun Tak Mampu Berbisik

Diperbarui: 5 Februari 2020   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pinterest.com


Hari begitu legam. Serangga kecil berada dalam masa kesedihan. Angin pun tak mampu berdesir diantara rerumputan kering. Daun daun seolah mati. Waktu beringsut pergi. Meninggalkan luka dalam tepian hari.

Berita duka bertandang di tengah hari. Mengupas ingatan diri. Tentang lemahnya jejak kaki menapaki mimpi. Tentang rendahnya kuasa diri atas takdir ini. Segala hal tentang harap akan hari nanti.

Sepertinya Tuhan rindu sujudnya. Tak terhitung jeda waktu melupakanNya. Lama tak terdengar rintih memohon diantara gerimis tengah malamNya. Hingga lupa dzikir dzikir terakhir memelukNya.

Kini telah kering air mata. Merapuhkan tembok ketegaran di dalam hatinya. Bunga-bunga terdiam melihatnya. Bahkan pasir pun tak mampu berbisik. Bersama hujan, merasakan kesedihannya.

Benuo Taka, 5 Februari 2020.


Teruntuk mawar, mendekat lah kepadaNya. Bisikkan lah pinta diantara waktu waktu terbaiknya. Dia Maha Mendengar segala harap. Yakinlah.


MET ULTAH Mba Widz. Sehat dan selalu dalam lindungan Tuhan YME. Aamiin....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline