Lihat ke Halaman Asli

EcyEcy

Pembelajar

Guru Bukan Pemeran Utama

Diperbarui: 4 Februari 2020   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Kebijakan Kemendikbud untuk mengaplikasikan pembelajaran abad dua satu sudah diterapkan pelan pelan. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, pembelajaran bukan lagi terpusat pada gurunya. Akan tetapi pembelajaran terpusat pada siswa.

ATCS (assesment and teaching for 21st century skills) menyimpulkan bahwa ada empat hal pokok yang berkaitan dengan kecakapan abad 21 yaitu kemampuan berpikir, kemampuan bekerja, alat kerja dan kecakapan hidup.

Kemampuan berpikir terdiri atas kreativitas, berpikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan belajar. Kemampuan bekerja mencakup komunikasi dan kolaborasi. Alat untuk bekerja mencakup teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dan literasi informasi. Sedangkan kecakapan hidup mencakup kewarganegaraan, kehidupan dan karir, dan tanggung jawab pribadi dan sosial.

Untuk itulah dalam setiap proses pembelajaran, siswa diarahkan untuk melatih keterampilannya dalam 4 hal, yaitu:
1. Critical thinking and problem solving  
2. Creativity and inovation,    
3. Communication    
4. Colaboration.

Karena itu, sebagai guru, kita bukan lagi pemeran utama di dalam suatu proses pembelajaran. Di sini, potensi siswa yang akan dikembangkan. Siswa dituntut aktif dalam segala kegiatan, baik praktikum, diskusi atau pun kegiatan praktik lapangan. Tetapi guru pun tak lantas melepas tangan dalam proses belajar itu. Sebab peranan guru tetap ada dalam mengontrol, membimbing, memotivasi dan mengarahkan. Jadi di sini guru berfungsi sebagai fasilitator.

Dokpri: Guru bertindak sebagai fasilitator

Kalau bukan guru, maka siapakah yang akan menjadi pemeran utamanya? Tentu siswa lah yang akan menjadi pemeran utama dalam setiap pembelajaran. Siswa dituntut aktif mulai dari awal hingga akhir pembelajaran. Harapannya, dengan aktifnya siswa, maka pembelajaran tak akan membosankan. Akhirnya siswa bisa mengatakan good bye pada ngantuk, suntuk dan kikuk. Sebab mereka difokuskan untuk melakukan kegiatan. Dan harapan guru, keterampilan siswa tersalurkan.

Apa saja yang dapat siswa kerjakan?

Banyak hal yang dapat siswa kerjakan selama proses pembelajaran. Membaca, menulis, diskusi, mengidentifikasi, observasi, membuat hipotesis, mengujinya melalui praktikum laboratorium atau pun praktik lapang, mengumpulkan data, membuat karya inovatif, bercerita, mendengarkan dan lain sebagainya. Namun semua itu difokuskan pada 4 hal tadi.

Harus ada faktor pemicunya agar 4 hal tadi dapat terlaksana. Guru dapat memberikan tugas proyek atau melaksanakan pembelajaran dengan metode discovery learning dan Problem Based Learning (PBL) agar siswa dapat menggunakan kemampuannya dalam menalar, mengkomunikasikannya, kemudian bekerja sama untuk memecahkan masalah yang ada dengan cara yang kreatif dan inovatif.

1. Critical thinking and problem solving  

Sering kita sebut juga berpikir kritis dan menyelesaikan masalah. Siswa diajak untuk berpikir kritis melalui sebuah masalah. Oleh karena itu, pembelajaran seperti itu dapat distimulasi dengan cara, guru memberikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan materi ajar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline