Lihat ke Halaman Asli

EcyEcy

Pembelajar

Kuncup yang Bersembunyi

Diperbarui: 3 Februari 2020   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Kuncup yang bersembunyi. Kelopak hijau merangkul lipatan mahkotanya dari sengatan dingin embun pagi. Di mana senyuman mentari mulai mengarak mimpi. Dan berita kesedihan prajuritnya tak pernah sampai ke telinga ratu lebah kali ini.

Kini kelopak Mawar merekah. Membagi daya tariknya lewat aroma mahkota. Wanginya laksana bebauan aroma therapi. Namun kisahnya tak pernah bisa dinikmati. Tersimpan sunyi dalam bilik hati. Tertutup pintu pintu besi. Mati suri.

Tiba tiba saja petalnya sayu dan melayu. Gugur bersama butiran butiran mimpi. Satu demi satu menuju pembaringan berdarah. Dalam genangan pekat semerah mahkota yang merekah. Meski durinya tak pernah bisa melukai.

Terjulur dengan segenap pinta. Periathium indah berpasrah diri. Melukis cahaya meski kibasan angin menyakiti. Sebab ada mimpi untuk esok hari. Mawar merah akan mekar kembali. Dari generasi fitrah yang tegar berdiri. Dengan tameng tameng berduri.

Benuo Taka, 3 Pebruari 2020.

Teruntuk Mawar, tetaplah tegar berdiri. Doa kami selalu menyertaimu. 


Happy anniversary Mba Widz. Doaku beserta langkahmu. Sehat dan murah rezeki. Jangan lupa traktirannya dong




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline