Lihat ke Halaman Asli

EcyEcy

Pembelajar

Puisi | Rinduku Bukan di Almanak Tua Ini

Diperbarui: 31 Desember 2019   23:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Purnama kedua belas dalam penanggalan akhir. Desember yang dibasahi gerimis manis. Aku bertafakur padaNya. Di penghujung tahun yang akan tertinggal dalam beberapa detik kedepan.

Beberapa destinasi mimpi menjelma nyata. Meski terarak awan gelap dalam perjalanannya. Namun beberapa lainnya masih teronggok sepi di bilik harap. Mencari waktu yang tepat untuk melompat.

Seperti halnya kamu yang menggores kenang dalam serambi hati. Masih melayang dalam awan awan asa di langit warna warni. Bila bukan di almanak tua ini, mungkin saja pada penanggalan baru kan kuraih.

Malam ini, ada rindu yang terbakar, menyala, meledak lalu terserak diantara serasah serasah harap. Menumpuk dan kian menebal. Membentuk lapisan mimpi kembali untuk penanggalan esok hari.

Rinduku bukan di Almanak tua ini. Tapi kupastikan akan ada dalam deretan angka kalender baru. Saat kau hitung satu persatu waktu, angka terakhirnya akan membawamu padaku.


Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 31 Desember 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline