Lihat ke Halaman Asli

EcyEcy

Pembelajar

Mengenalkan Kesalahan dan Tanggung Jawab pada Anak

Diperbarui: 24 November 2019   19:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Pernahkah menyaksikan anak terjatuh lalu ibunya marah dengan sekelilingnya? Nggak jelas? Iya memang. Kalau kita tanya pada sang ibu, mengapa dia melakukan itu? Pasti jawabannya karena dia sayang anaknya.

Kalau anaknya terjatuh dan menangis, sang ibu langsung beranjak dari tempatnya berdiri hanya untuk mendengar keluh kesah anaknya. 

Lalu sang ibu tiba-tiba memukul tanah, memaki batu atau memarahi benda-benda di sekitar anaknya yang dianggapnya bersalah sebab telah membuat anaknya terjatuh. Sedangkan sang anak memandang senang karena merasa di bela ibunya. Anak merasa puas karena penyebab jatuhnya sudah kena marah ibunya.

Pernahkah melihat sang kakak menangis dimarahi ibunya karena tak mau meminjamkan mainan kepunyaannya pada adiknya? Sang ibu selalu mengatakan bahwa kakak harus mengalah pada adiknya. Tak perduli mainan itu milik siapa.

Terlalu sering kita melihat ketidakadilan pada anak anak yang dilakukan oleh orang tuanya sendiri. Hanya karena kakak tertua harus mengalah pada adik adiknya. Hanya karena kemauan anak yang harus selalu dituruti.

Ngomong ngomong masalah kemauan anak yang selalu dituruti, pernahkah melihat seorang anak yang rela guling guling di lantai sambil menangis histeris jika mau mainan namun tak dibelikan ibunya?

Coba tebak, apa akhir dari kisah tragis ini? Pasti orang tuanya secara suka rela meski agak terpaksa mengeluarkan uangnya untuk memenuhi keinginan anak karena malu dilihat orang sekitarnya. Tepuk tangan luar biasa untuk orang tua seperti ini dengan alasan karena sayang anaknya.

Sebenarnya apa yang dilakukan sang ibu kurang bijaksana. Kalau saya mau kejam, saya bisa bilang dengan kalimat yang lebih menyakitkan dari pada kata kurang bijaksana. Tapi sudahlah. Bukan itu yang kita bahas di sini.

Anak memang butuh perlindungan dan rasa aman. Namun, bukan berarti semua yang anak lakukan benar sedangkan yang lain salah. Tak elok ibu memarahi benda mati disekelilingnya hanya karena anaknya terjatuh. 

Anak harus tahu bahwa terjatuh karena ketidakhatitiannya. Sebab itulah sampaikan pada anak bahwa segala yang kita lakukan pasti ada akibatnya. Jadi berhati hatilah dalam bertindak.

Begitu pula buat orang tua, dalam mendidik anak kita memang ekstra hati hati. Salah sedikit akan membentuk karakter buruk buat mereka. Seorang anak yang terbiasa dipenuhi segala keinginannya akan menjadi manja dan egois. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline