Lihat ke Halaman Asli

EcyEcy

Pembelajar

Cerpen | Misteri Malam Jumat (5)

Diperbarui: 11 Oktober 2019   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Melihat warga yang membawa sapu, serok dan kayu yang terangkat semua, aku dan Rudi jadi panik. Kami pun  refleks melindungi kepala kami dengan kedua tangan meskipun warga belum melakukan tindakan apa pun.

"Ampun... ampun... kami bukan maling. Kami mahasiswa yang lagi tugas belajar di hutan sekitar sini." Rudi berteriak menjelaskan.

"Tenang bapak ibu. Saya kenal anak ini. Mereka ada melapor dua hari yang lalu ke rumah saya. Mereka sedang KKN di sini." Pak RT berusaha menenangkan warga.

"Oh... Aku kira maling, Pak," ucap gadis berkepang dua tadi.

"Sudah... sudah... silahkan semuanya pulang. Tak ada yang perlu diributkan lagi." Pak RT meminta semua warga kembali ke aktivitas mereka lagi.

"Bud, Budi, sudah, sudah aman." Rudi menarik kedua tangan yang menutupi wajahku.

"Maaf ya, Mas. Hampir aja kalian dihakimi masa gara gara aku." Tangan gadis berkepang dua itu terulur ke arahku.

"Iya. Nggak apa apa." Aku pun langsung menyambut uluran tangannya sambil tersenyum simpul.

Kalau kuperhatikan dengan seksama, gadis berkepang dua ini manis sekali. Rambutnya yang hitam legam ditata rapi, kulitnya yang sawo matang tak melunturkan parasnya yang cantik. Matanya yang bulat bening disandingkan dengan hidung Bangir dan bibir ranum, membuat kesempurnaan wajah desanya yang semakin ayu. Aku pun terpesona.

"Aku Wati."

Tanpa sadar, tanganku telah lama menggenggam jemari gadis tadi. Aku lupa kalau kami hanya sedang bersalaman saja. Dan kesadaranku mulai kembali setelah dehem berulang kali dari Rudi yang sangat mengganggu itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline