Pertanyaan yang menjadi judul artikel ini sangat mendasar dan mungkin juga filosofis: dari mana sumber pengaruh dan kekuasaan seorang pemimpin? Pertanyaan ini akan membawa kita pada pemahaman mengapa seorang pemimpin berbeda-beda cara mereka memimpin dan mengapa pemimpin yang satu lebih keras atau lebih soft daripada yang lain.
Sebelum membahas topik ini lebih jauh, mari kita sepakati dulu apa yang dimaksud dengan kekuasaan dan apa pula yang dimaksud dengan pengaruh dalam konteks kekuasaan. Setelah itu, barulah kita gali lebih jauh tentang sumber kekuasaan dan pengaruh itu. Mari kita mulai.
Memahami Makna Kekuasaan dan Pengaruh.
Makna kekuasaan dan pengaruh adalah kemampuan untuk memengaruhi orang lain, tetapi keduanya dilakukan dengan cara yang berbeda.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk membuat orang lain bertindak berdasarkan wewenang jabatan atau kedudukan penguasa. Penguasa menggunakan kekuasaannya untuk meyakinkan bahkan memaksa orang lain agar melakukan tindakan tertentu.
Pengaruh dimaknai sebagai kemampuan untuk mengubah cara seseorang berpikir dan berperilaku berdasarkan persuasi. Pengaruh biasanya tidak membuat orang lain merasa tertekan atau dipaksa untuk melakukan apa pun.
Sumber Pengaruh dan Kekuasaan
Secara teoritis, kekuasaan dan pengaruh seorang pemimpin berasal dari salah satu atau kombinasi dari beberapa sumber berikut ini.
Pertama, legitimate power
Ini adalah kepemimpinan dan pengaruh yang didasarkan pada aspek formal. Misalnya, seseorang diangkat dalam jabatan tertentu sehingga ia berhak dan memiliki kewajiban sebagai pemimpin.