Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Suweca

TERVERIFIKASI

Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Catatan Pengalaman Pribadi: Selesai Makan, Lupa Bayar!

Diperbarui: 5 Oktober 2024   05:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: menikmati kuliner di warung (Sumber gambar: gunungkidul.sorot.co). 

Artikel ini lahir setelah saya membaca tulisan di Kompas cetak, Minggu,  29 September 2024, halaman 6. Judulnya: Jangan Nakal, Ayo Bayar! Di situ diuraikan tentang akal nakal segelintir pembeli yang tidak membayar makanan yang dibelinya.

Berbagai cara dilakukan pembeli yang nakal, misalnya usai makan langsung menyelinap pergi tanpa sepengetahuan pemilik warung. Ada juga yang berbelanja bersamaan dalam group, mengambil 6 pcs tapi yang dibayar empat misalnya.

Beberapa pencegahan yang disampaikan dalam artikel tersebut antara lain dengan langsung membayar saat memesan makanan dan/atau dengan memasang cctv untuk memantau siapa yang telah berbuat nakal itu. Ada juga menugaskan karyawan untuk memantau pembeli.

Membaca artikel tersebut, penulis jadi teringat dengan kejadian beberapa bulan lalu di sebuah warung makan. Pelakunya bukan siapa-siapa melainkan penulis sendiri. Bagaimana ceritanya?

Singgah untuk Sarapan Pagi

Penulis sering bepergian dari Singaraja di Bali Utara ke Denpasar di Bali Selatan, dan sebaliknya. Dalam perjalanan, penulis dan teman yang diajak berkendara, acapkali singgah untuk makan. Maklum, kalau berangkat agak pagi, saya belum sempat sarapan di rumah. Akhirnya memilih sarapan di sebuah warung yang penulis lintasi.

Sebenarnya, penulis sudah sering makan di warung ini, sebut saja namanya Wr. Natural. Ya, di warung inilah penulis acapkali singgah untuk menikmati sarapan, baik pada saat bepergian sendiri maupun bersama-sama dengan teman-teman.

Bertemu Pak Wayan

Nah, pada suatu hari, usai makan di warung tersebut, tiba-tiba penulis bertemu seorang sahabat yang sudah lama tak bersua. Ia datang bersama istrinya.

Sebut saja namanya, Pak Wayan. Ia seorang anggota DPRD Kota di Bali. Kami pun asyik bercerita, terutama mengenang masa anak-anak kami berdua tengah greget-gregetnya mengikuti berbagai lomba bernyanyi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline