Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Suweca

TERVERIFIKASI

Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Meninggal Karena Kelaparan, Siapa yang Bertanggung Jawab?

Diperbarui: 15 Agustus 2024   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: meninggal karena kelaparan (Sumber gambar: www.kompas.com).

Setiap kali membaca atau mendengar berita tentang orang yang meninggal karena kelaparan, hati ini terasa miris. Sesak.  Tidak hanya satu-dua kasus, bahkan sudah berulangkali terjadi hal seperti ini.

Lalu, salah siapa sampai ada orang, termasuk lansia, yang meninggal lantaran tidak punya uang untuk membeli makanan?

Secara logika sederhana, kelaparan disebabkan karena ketiadaan makanan. Ketiadaan makanan karena tidak ada kemampuan untuk membelinya. Ketidakmampuan membeli karena miskin. Kesimpulannya, kelaparan disebabkan karena kemiskinan.

Mari kita bahas lebih jauh tentang problem yang acapkali menimpa masyarakat kelas bawah ini. Kita akan melihat penyebabnya ,mengapa orang kelaparan bahkan meninggal karenanya.

Kemiskinan, sebagaimana disebutkan di atas, menyebabkan orang tidak mampu membeli makanan. Karena, untuk mendapatkan makanan diperlukan uang, bukan? Sekali waktu mungkin ada orang yang memberi bantuan, tapi bagaimana kalau tidak?

Jadi, biang kerok kematian adalah lantaran kemiskinan yang menjerat warga bersangkutan. Kalau persoalannya adalah kemiskinan, apa yang bisa dilakukan?  Mari kita bahas lebih jauh.

Pertama,  bantuan sosial dari pemerintah.

Ada berbagai jenis bantuan sosial (bansos) dari pemerintah menurut klusternya. Contohnya, program keluarga harapan (PKH), program beras untuk rakyat miskin (RASKIN), program jaminan kesehatan masyarakat (JAMKESMAS), dan beberapa program lainnya.

Saya perhatikan, pemerintah sudah peduli terhadap masyarakat miskin melalui berbagai program yang digelontorkan kendati harus diakui masih belum maksimal. Mungkin masih ada masyarakat miskin yang belum tersentuh oleh program yang bagus ini.

Oleh karena itu, update pendataan keluarga miskin harus terus dilakukan. Data lama belum tentu bisa dijadikan pedoman lagi karena sudah terjadi perubahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline