Sore itu kami sekeluarga berkumpul di teras rumah di Denpasar. Ada kakak dan adik kandung, ada juga sepupu. Beberapa keponakan juga ikut berkumpul.
Untuk apa ngumpul-ngumpul begini? Tiada lain, kami akan membicarakan rencana pernikahan anak laki-laki saya, Kadek Dwi Pradnyana (Dwi) dengan kekasihnya, Kadek Ayudia Parasari (Ayu).
Diskusi dengan Keluarga
Beberapa hari sebelum berkumpul dan mendiskusikan rencana pernikahan Dwi-Ayu, saya sudah membuat rancangan awal pernikahan sebagai bahan diskusi. Rancangan itulah yang kemudian menjadi bahan diskusi kami sekeluarga.
Saya menjelaskan secara kronologis seperti apa rencana yang hendak dilakukan dengan melibatkan anggota keluarga. Dalam diskusi itu ada sejumlah masukan dan saran untuk kami pertimbangkan bersama.
Tidak kurang satu setengah jam kami membahas rencana pernikahan tersebut dan akhirnya diperoleh kesepakatan bersama, terutama yang menyangkut jadwal upacara dan kelengkapannya serta berbagai macam hal yang dibutuhkan.
Kami sepakati kalau, misalnya, masih ada yang perlu diperbincangkan lagi, masih bisa dilakukan melalui telepon atau WhatsApp. Maklum, jarak tempat tinggal kami cukup berjauhan.
Tidak lupa, saya yang menjadi ayah dari Dwi, menyampaikan terima kasih kepada semua anggota keluarga yang hadir sekaligus mohon bantuan dan keterlibatan mereka semua untuk menyukseskan acara pernikahan dimaksud.
Acara Mejantos dan Meminang