Apa makna menulis bagi Anda? Apakah aktivitas menulis sekadar untuk mengisi waktu senggang dan untuk bersenang-senang? Atau, menjadikan menulis sebagai bidang pekerjaan yang menghasilkan uang?
Ya, menulis bisa disoroti dari berbagai sudut. Setiap sudutnya akan memberikan gambaran yang berbeda. Untuk itu, mari kita bahas berbagai sudut pandang tentang menulis.
Menulis sebagai Ilmu
Sebagai ilmu, menulis menjadi bahan belajar, baik di sekolah maupun di perguruan tinggi. Para ahli pun melihat menulis dalam kerangka ilmiah dan mereka menjadikan bidang yang satu ini sebagai kajian ilmu. Sebagai kajian ilmu, menulis menjadi bagian dari literasi yang bisa didalami dan dikembangkan secara ilmiah.
Menulis sebagai ilmu memberi orang pengetahuan tentang dunia tulis-menulis. Melalui seperangkat metode ilmiah, seorang pembelajar akan memiliki pengetahuan yang semakin baik dan dalam di bidang ini. Dan, pengetahuan perihal menulis ini bisa menjadi bekal dalam meningkatkan keterampilan dalam menuangkan gagasan.
Tentu saja dengan pengetahuan belumlah cukup. Masih diperlukan praktik menulis secara terus-menerus untuk menggenapi pengetahuan yang didapat. Tanpa praktik, pengetahuan tulis-menulis tidak banyak gunanya.
Menulis sebagai Seni
Apa yang dimaksud dengan menulis sebagai seni? Berbeda dengan menulis sebagai ilmu yang dikembangkdan dan didapatkan dari perguruan tinggi atau sekolah, menulis sebagai seni justru dipetik dari praktik.
Maksudnya, melalui praktik menulis secara konsisten, seseorang akan menemukan seni atau gaya menulisnya sendiri. Inilah yang dimaksud menulis sebagai sebuah seni.
Pada awalnya mungkin seorang penulis pemula akan mengikuti seni atau gaya menulis pengarang favoritnya. Ia bisa jadi terpengaruh oleh para penulis yang buku-bukunya pernah dibaca. Seperti itulah sering terjadi pada awalnya.
Akan tetapi, bersamaan dengan praktik atau aktivitas menulis yang berkesinambungan, pada akhirnya si penulis akan menemukan seni menulisnya sendiri. Ia tak lagi berkiblat pada gaya penulis tertentu.
Ia telah menemukan jalannya sendiri. Dia sudah menemukan identitasnya: sebuah identitas yang mencirikan diri dan kepribadiannya yang membedakannya dari penulis lain.