Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Suweca

TERVERIFIKASI

Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Jangan Hanya Membaca, Tulislah; Jangan Hanya Menulis, Bacalah!

Diperbarui: 4 Oktober 2021   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi menulis. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Tidak ada satu orang pun di antara kita yang, saya kira, akan meragukan tentang betapa erat keterkaitan antara kegiatan membaca dengan menulis. Kedua aktivitas ini saling berhubungan dan saling melengkapi satu sama lain.

Seperti apa keterkaitannya? Mari kita bahas lebih lanjut.

Kotak Digembok

Ada orang yang doyan membaca buku dan bacaan lainnya, bahkan sejak masih muda hingga dewasa. Ia banyak mengisi hari-harinya dengan membaca.

Akan tetapi, yang bersangkutan hanya sampai pada taraf membaca. Setelah selesai membaca, ya, sudah. Tidak ada tindak lanjut mau apa setelah itu.

Rajin membaca tanpa memanfaatkan hasil membaca, tentu kurang faedahnya. Ilmu pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan membaca pada akhirnya tidak banyak berguna.

Sejatinya, mereka yang rajin membaca sudah menjalani proses pengayaan diri dengan pengetahuan yang dibacanya dari buku-buku.

Sayangnya, pengetahuan itu cuma tersimpan di dalam pikiran. Bagai barang berharga yang disimpan di dalam kotak dan digembok, pengetahuan itu terkungkung di dalam pikiran.

Penting Dipraktikkan

Dunia literasi sekarang lebih menekankan pada praktik terhadap apa yang dibaca. Literasi diarahkan  menuju  pemberdayaan (empowerment) bagi pembaca.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline