Perpustakaan. Apa yang terpikir oleh kita begitu mendengar kata ini?
Mungkin kumpulan buku cetak di suatu tempat. Buku itu disiapkan khusus untuk dibaca dan boleh dipinjam. Kita pada umumnya mengenal perpustakaan dengan pola pikir seperti itu.
Kondisi Perpustakaan Desa
Kalau kita datang ke desa-desa, kita akan melihat perpustakaan seperti digambarkan di atas. Akan tetapi, pada umumnya tidak banyak buku yang ada di desa. Mungkin rata-rata kurang dari seribu eksemplar per desa. Buku-buku itu diletakkan sedemikian rupa di dalam rak.
Harapannya, jika ada pengunjung yang datang dengan berbagai urusan ke kantor desa, sambil menunggu, ia bisa membaca di perpustakaan desa setempat.
Perpustakaan desa pada umumnya memang masih sangat sederhana, tetapi memiliki potensi untuk berkembang.
Kondisi Perpustakaan Sekolah
Berbeda dengan perpustakaan desa, perpustakaan sekolah jauh lebih maju. Buku-buku koleksinya sudah relatif banyak.
Untuk menampung buku-buku diperlukan banyak rak. Dengan banyaknya jumlah dan judul buku, maka pilihan siswa akan banyak pula. Mereka bisa memilih buku-buku yang disukainya.
Di sebuah perpustakaan SMP, penulis mendengar pengakuan dari guru dan siswa setempat, bahwa buku yang paling disukai adalah buku cerita, khususnya novel.
Tentu saja ini perkembangan bagus untuk penumbuhan minat baca siswa. Di samping buku novel dan cerita lainnya, mereka mengaku juga menyukai buku-buku ilmu pengetahuan.