Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Suweca

TERVERIFIKASI

Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kritik dan Pujian, Adakah Cara Bijak dalam Menyikapinya?

Diperbarui: 1 Februari 2021   05:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bekerja di kantor (Sumber gambar: forbes.com)

Kritik! Apa kata yang paling dekat secara emosional dengan kata itu? Pahit, kecewa, marah, sedih, balas dendam, hentikan! 

Lalu, pujian! Apa kata yang paling dekat dengan dengan kata itu? Manis, senang, tersanjung, gembira, teruskan!

Hal Biasa dalam Pergaulan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa lepas dari dua hal itu--pujian dan kritik, baik di rumah, di kantor, atau di lingkungan masyarakat. 

Kita  sekali waktu menerima kritik yang terasa pahit, sekali waktu juga menerima pujian yang terasa manis dan menyenangkan. Begitulah pergaulan hidup yang harus dihadapi.

Kita  tak bisa mengharuskan orang agar menyampaikan puja-puji melulu. Kita juga tidak bisa menyetop kritik yang datang mungkin tidak sesekali, bahkan berkali-kali. Mengontrol orang lain untuk mengatakan sesuatu yang hanya menyenangkan hati kita adalah sesuatu yang mustahil, dan kalau pun bisa, akan sangat menyesatkan.

Pujian bisa saja membuat kita tiba-tiba menjadi besar kepala. Sebaliknya, kritik dapat membuat kita marah dan mengkritik balik secara membabi-buta! Maka, tiada jalan lain selain menyikapi kritik dan pujian itu dengan bijaksana.

Lantas, bagaimana seyogianya kita menyikapi kritik dan pujian yang datang pada kita? Adakah jalan terbaik?

Menghadapi Kritik

Pertama, dalam menghadapi kritik tetaplah tenang dan sabar. Ingatlah, manusia tidak pernah luput dari kritik : terkadang kritik secara halus, terkadang kritik yang vulgar dan bahkan kasar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline