Usai sudah kompetisi menulis secara maraton yang saya ikuti di kompasiana. Kegiatan yang berlangsung selama 14 hari penuh itu diselenggarakan sejak tanggal 3 Januari hingga 16 Januari 2021. Untungnya, tidak sehari pun saya bolos menulis. Lega rasanya.
Topik hariannya sudah ditentukan, lengkap dengan segala ketentuannya. Sebuah tantangan yang menarik, tentu saja. Dan, akhirnya saya pun bisa menyelesaikan tantangan itu dan menutupnya dengan artikel terakhir berjudul Kingdom, Ashin of The North.
Bagaimana rasanya mengikuti menulis secara maraton di Kompasiana? Ijinkan saya memaparkan pengalaman saya berikut ini sekaligus menarik pelajaran darinya.
Pertama, bisa menulis satu hari satu artikel.
Tadinya saya tidak yakin bahwa saya akan bisa menulis setiap hari tanpa bolong sama sekali. Tetapi kenyataannya, bisa saya lewati setiap hari satu artikel sampai kompetisi berakhir.
Mengapa saya sempat khawatir? Sebab, menulis membutuhkan waktu dan konsentrasi, sementara ada lumayan banyak pekerjaan yang mesti saya handle setiap hari. Selain tugas kedinasan juga tugas kampus, tugas organisasi, dan lainnya.
Jangan-jangan di pertengahan macet, begitu pikir saya. Dengan berbulat tekad ternyata saya berhasil melewatinya. Ternyata saya bisa menulis setiap hari di tengah kesibukan lain yang juga menuntut waktu dan energi saya. Semuanya bisa berjalan seiring.
Bahkan, pada hari libur terkadang saya bisa menulis 2 artikel dalam satu hari. Satu untuk diikutkan dalam acara menulis maraton ini, yang satunya lagi berupa tulisan bebas sekehendak hati.
Pelajaran yang bisa dipetik: satu artikel dalam sehari bukan sesuatu yang mustahil jika ada tekad kuat dan bulat untuk merealisasikannya.
Kedua, penguasaan materi artikel itu perlu.