Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Suweca

TERVERIFIKASI

Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Bermimpi Menjadi Penulis Hebat ? Hati-hati, Bisa Menjadi Kenyataan!

Diperbarui: 27 Desember 2020   16:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Cerpen Pilihan Kompas (dok. pribadi)

Sejak membeli dua buku kumpulan Cerpen Pilihan Kompas, saya mulai rutin membacanya. Mengangsur, membaca sedikit demi sedikit. 

Paling tidak saya sediakan waktu tak lebih dari 30 menit untuk membaca buku terbitan Kompas ini. Waktu sesingkat itu cukup untuk membaca minimal dua judul cerpen di dalamnya.

Membaca Pelan-pelan

Kini saya baru saja sampai pada cerpen yang kelima belas. Sebenarnya ingin cepat-cepat membaca agar tidak dibuat penasaran oleh sederetan cerpen bagus itu.

Tetapi, rekan kita, Pak Y. Edward Horas S, menyarankan agar saya membaca pelan-pelan saja.

"Jangan cepat-cepat Pak bila membaca. Nikmati setiap rangkaian kata indah dari para penulisnya. Saya heran, betapa apiknya mereka bisa menuliskan itu semua.
Saya sampai ketagihan ..."

Begitulah Pak Edward menyarankan. Akhirnya, setiap kali membaca, saya hanya menikmati dua cerpen saja dalam buku tersebut. Membacanya pelan-pelan, menikmati setiap kata dan kalimat sang pengarang.

Sampai dengan cerpen yang kelima belas, ternyata ada banyak bagian yang menarik dan bermanfaat yang ada di dalamnya.

Sama dengan Pak Edward, saya pun berpikir, betapa piawainya sang pengarang merangkai kata sampai menjadi cerpen yang istimewa dan masuk sebagai cerpen pilihan Kompas.

Dalam tulisan ini, saya ingin angkat cerpen yang ketiga belas. Sebuah cerpen yang sangat menginspirasi karya Sungging Raga. Judulnya, Si Pengarang Muda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline