Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Suweca

TERVERIFIKASI

Dosen - Pencinta Dunia Literasi

"Ikigai", Rahasia Hidup Bahagia dan Panjang Umur ala Okinawa, Jepang

Diperbarui: 16 Oktober 2020   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Ikigai (dok. pribadi)

Saya menyampaikan rasa syukur yang mendalam karena Tuhan mempertemukan saya dengan buku istimewa ini. Sungguh. Buku ber-cover biru ini benar-benar bagus: bermanfaat dan menginspirasi : memberi tuntunan kepada pembaca bagaimana menyiasati hidup agar berumur panjang, sehat, dan bahagia. 

Ikigai, Apa Itu?

Dalam buku international bestseller ini, pengarangnya, Hector Garcia dan Francesc Miralles, menulis bahwa "Ikigai" itu adalah "berbahagia dengan tetap menyibukkan diri."

Ikigai menjadi salah satu cara untuk menjelaskan rahasia umur panjang orang Jepang yang luar biasa, terutama di pulau Okinawa, tempat 2.455 orang berusia di atas 100 tahun untuk setiap 100.000 penduduk, jauh lebih banyak dibanding rata-rata global.

Mungkin menjadi pertanyaan, apa yang dimaksud dengan "menyibukkan diri." Ya, menyibukkan diri yang dimaksud dalam konteks ini bukanlah hidup bekerja sangat keras, cepat, dan tergesa-gesa. Jauh dari itu!

Yang dimaksudkan adalah bekerja pelan-pelan, tenang, dan mengalir. Tak perlu ngoyo. Yang penting, tubuh dan pikiran terus diaktifkan dengan kesibukan. Itulah salah satu cara yang diketahui menjadi faktor pendukung hidup bahagia dan panjang umur orang di Okinawa, Jepang.

Desa Ogimi, Okinawa (sumber: japanupdate.com)

Salah satu rahasia panjang umur dan kebahagiaan orang Ogimi -- salah satu desa di Okinawa, adalah selalu merasa sebagai bagian dari komunitas. Sejak dini mereka berlatih yuimaaru atau kerja sama tim, dan karenanya mereka selalu saling membantu satu sama lain sepanjang hidup.

Stres dan Banyak Duduk

Penulis buku menjelaskan bahwa stres telah "dituduh" sebagai "pembunuh" umur panjang. Maka, jika ingin berumur panjang, sehat, dan bahagia, maka stres harus dikurangi.

Sebuah penelitian menyebutkan, stres mendorong penuaan sel dengan melemahkan struktur sel telomere yang memengaruhi regenerasi sel dan cara sel menua. Studi ini berkesimpulan, semakin besar stres semakin besar efek degeneratif-nya pada sel. Tetapi, stress pada taraf ringan, tidak masalah.

Salah satu hal yang dianjurkan untuk mengurangi kadar stres adalah dengan mempraktikkan meditasi mindfulness. Metode ini berfokus pada diri sendiri: selalu terhubung dengan di sini dan sekarang. Hal tersebut membatasi pikiran yang cenderung lepas kendali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline