Pembaca mungkin sudah bisa menduga hubungan menulis dengan cinta, bukan? Ya, benar. Menulis hendaknya dilandasi dengan pondasi yang kokoh tak tergoyahkan yang bernama cinta. Cinta yang besar terhadap kegiatan menulis memberikan kekuatan yang dahsyat.
Menulis dengan Cinta
Siapa pun melakukan pekerjaan menulis dengan cinta, maka akan mewujud dalam bentuk totalitas. Sang penulis juga akan terbawa arus dan mengalir dalam kegiatan yang dilakukannya. Ia menyatu dengan apa yang dikerjakannya.
Di samping cinta membawa si empunya mengalir dalam arus, cinta pun memberikan sebuah persyaratan yang sangat diperlukan dalam dunia penulisan yaitu ketekunan. Bukan sekadar ketekunan sesekali, melainkan ketekunan yang panjang dan ajeg.
Menulis dengan Sederhana
Menulis yang baik adalah bertutur secara sederhana. Kesederhanaan apa dalam dunia tulis-menulis? Kederhanaan dalam pilihan kata.
Ada banyak kata yang terserak dalam perbendaharaan kata. Hampir setiap kata memiliki sinonim atau persamaan kata
Satu kata bisa memiliki lebih dari satu sinonim. Di antara sekian banyak pilihan, mana kata yang kita pilih mewakili gagasan yang hendak kita sampaikan?
Diperlukan kepiawaian dalam memilih kata yang tepat dengan konteks kalimat yang dibentuknya, sebuah persoalan diksi.
Agar tulisan mudah dipahami pembaca, maka harus dipilih kata-kata yang sederhana. Apa makna kesederhanaan itu? Tiada lain adalah kata-kata yang mudah dipahami pembaca.