Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Suweca

TERVERIFIKASI

Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Menulis Artikel yang Semakin Berkualitas, Sebuah Tantangan!

Diperbarui: 13 September 2020   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: timetogetafirst.tumblr.com

Teringat ketika saya mendaftarkan diri di kompasiana.com pada 24 Desember 2010. Perkenalan dengan kompasiana berkat ajakan seorang sahabat, Wisnaya Wisna,  yang lebih dahulu menjadi kompasianer. Sahabat saya inilah yang mendorong saya untuk mendaftar dan menulis di platform yang dikencani banyak penulis ini.

Jatuh Hati dengan Kompasiana

Sejak saat itu saya sering menulis di kompasiana, kendati juga meluangkan waktu menulis untuk koran. Walau pun sahabat yang mengajak bergabung tidak aktif lagi, namun saya menjadi keterusan. Lama-lama saya jatuh hati dengan kompasiana.

Demikianlah, saya menulis dan terus menulis. Seperti pernah saya kisahkan pada artikel sebelumnya, saya sempat 'menghilang tanpa kabar berita' dari sini karena urusan sekolah. Menulis sesekali di kompasiana sebenarnya tak akan mengganggu konsentrasi studi saya, tapi saat itu saya memilih jeda untuk waktu yang lama.

Sekadar Menulis

Teringat pada awal-awal menulis, artikel saya hanya seadanya. Saya sekadar menulis. Yang penting bisa melepaskan unek-unek. Begitu pikir saya waktu itu. Akhirnya saya pun menulis sekadarnya dan sekehendak hati.

Kalau dilihat dari sekarang, saya merasa artikel-artikel yang saya tulis ada tahun-tahun awal bergabung jauh dari sebutan berkualitas. Saya sedikit menyesal, mengapa saat itu saya sekadar menulis, sama sekali tidak memaksimalkan kualitas karya.

Padahal, jika menulis untuk koran cetak waktu itu, saya selalu berusaha menulis dengan sebaik-baiknya. Jika artikel saya rasa belum baik, saya tidak akan buru-buru mengirimnya ke koran.

Artikel yang saya kirim ke koran mesti memiliki kualitas sebaik-baiknya yang saya bisa dan dengan hasil pengetikan yang bersih, tanpa kesalahan. Jika tidak, maka kemungkinan besar artikel tersebut akan ditolak redaksi.

Alhasil, banyak tulisan saya dimuat di beberapa koran saat itu. Sebagian kliping korannya masih saya simpan. Dan, dampak ikutannya yang menyenangkan: honorarium mengalir lancar.

Namun, sejak bertemu kompasiana, minat saya menulis di media koran sedikit demi sedikit berkurang. Saya mulai berpaling hati, he he he. Saya menulis di koran sesekali saja itu pun karena dorongan seorang kawan yang juga penulis. Sebaliknya, saya mulai rutin menulis di kompasiana hingga sekarang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline