Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Suweca

TERVERIFIKASI

Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Jangan Lupakan Editing karena Itu Penting

Diperbarui: 10 Agustus 2020   23:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi edit artikel (Sumber: Pixabay/rawpixe)

Baru saja saya usai ngobrol santai dengan seorang pemuda yang mengaku sangat berminat dalam bidang tulis-menulis. Sebut saja namanya Khandra. Tidak kurang satu jam lamanya kami berdua berbincang-bincang tentang dunia tulis-menulis. Ia mengeluh betapa sulit baginya membuat sebuah artikel opini sampai selesai.

Menulis dan Mengedit Sekaligus
"Pak Ketut, sebenarnya saya suka sekali menulis," ujarnya memulai perbincangan.

"Setiap alinea yang saya tulis selalu saja ada kesalahannya sehingga saya merasa harus segera mengeditnya. Dengan cara itu, saya merasa lebih mantap untuk melanjutkan ke alinea berikutnya. Begitulah yang selalu saya lakukan selama ini," jelasnya.

"Akan tetapi, karena ketidakpuasan saya pada penulisan alinea tersebut, ditambah pula dengan kesulitan dalam pengeditannya, semangat saya langsung melorot. Saya sering menghapus draft yang baru saya awali itu, bahkan membatalkan niat menulis artikel," jelasnya.

Memisahkan Pekerjaan Editing
Begitulah pengaduan rekan muda saya, Kandra. Rupanya dia membiasakan diri menggabungkan kegiatan menulis dengan proses penyuntingan. 

Akhirnya saya katakan kepadanya, jika hendak menulis, maka menulis sajalah. Jangan melakukan proses penyuntingan dulu. Kalau menulis sekaligus juga melakukan pengeditan, maka tulisan itu bisa lambat selesainya, bisa pula batal diteruskan karena si penulis mengalami "patah arang" di tengah jalan.

Sejalan dengan apa yang saya sampaikan kepada sahabat tadi, proses menulis memang memerlukan tahapan yang seyogianya diikuti. Dimulai dari membuat outline atau kerangka karangan, berlanjut ke proses penulisan, dan berakhir pada kegiatan penyuntingan hingga terwujud sebuah artikel yang utuh.

Bisa Mandek di Tengah Jalan
Bagi penulis artikel yang berpengalaman, kerangka karangan tidak selalu ditulis di atas kertas. Cukup "menulis"-nya di dalam pikiran. Artinya, pokok-pokok yang hendak dipaparkan sudah tergambar di dalam ruang pikir sang penulis. Ia tinggal melanjutkan ke proses pengetikan.

Nah, dalam proses menuangkan gagasan ke dalam karya tulis itu hendaklah dilakukan sedemikian rupa, setahap demi setahap, dari alinea pertama hingga alinea terakhir dengan berpedoman pada pokok-pokok pikiran tadi.

Teruskan saja menulis, kendati pun saat menulis kita menyadari ada kesalahan ketik, belum sempurna dalam pemilihan kata, ada alinea yang perlu diperbaiki, dan sebagainya. Teruskan saja menulis sampai tuntas. Fokus menulis saja!

Hindari melakukan penyuntingan saat sedang proses menulis. Mengapa? Seperti saya sampaikan di atas, proses editing itu bisa mengganggu kelancaran berpikir kita saat menulis. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline