Lihat ke Halaman Asli

I Ketut Suweca

TERVERIFIKASI

Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Buku, Melaluimu Aku Berguru

Diperbarui: 11 Juli 2020   10:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: nednote.com

Baru saja saya usai membaca artikel Mbak Ari Budiyanti. Tulisan beliau berjudul Membicarakan Tema Buku Membuat Saya Lupa Berhenti Berkata-kata. Artikel tersebut memaparkan kecintaan Mbak Ari terhadap buku, bahkan sejak belia. Karena orang tahu Mbak Ari menyukai buku, lalu banyak sahabatnya minta rekomendasi buku apa yang layak dibaca.

Melalui artikelnya yang enak dibaca itu, Mbak Ari --yang suka mengoleksi dan membaca buku, mendongeng serta menanam bunga ini, telah berhasil menggerakkan saya untuk menulis tema tentang kedekatan saya dengan buku. Sebelum lanjut, saya ingin berterima kasih kepada beliau yang sukses menginspirasi saya untuk menyusun artikel ini, sebuah tulisan sederhana melulu berdasarkan pengalaman.  

Saya dan Buku

Ketika masih anak-anak, saya sudah merasakan daya tarik buku demikian besarnya. Hanya sayang, saat SD, tak ada buku yang memadai. Di sekolah tidak ada perpustakaan selain beberapa buku-buku pelajaran sekolah. Mungkin sekolah tak memiliki cukup dana untuk membeli buku. Saat itu, buku bacaan seperti barang mewah yang sulit dicari dan tak terbeli.

Di rumah pun demikian. Saya, kakak, juga adik, hanya memiliki buku bacaan beberapa judul, semuanya tersimpan di dalam tas bersama buku tulis, pensil, penggaris, penghapus, dan lainnya. Di luar itu, di atas meja, tak ada buku-buku yang bisa dibaca.

Beranjak SMP dan SMA, saya pun mulai sering bepergian ke luar rumah, terutama untuk ke sekolah yang terletak di kota. Adakah buku di tingkat sekolah menengah? Ada, tapi tak seberapa juga. Buku-buku yang tersedia di sekolah hanyalah buku pelajaran, di luar itu jarang ada. Jika pun ada, hanya beberapa. Sedih! Lalu, apa daya?

Dengan bersepeda gayung, saya pun mulai merambah perpustakaan. Beruntung, antara rumah dan sekolah ada gedung perpustakaan yang untuk beberapa lamanya selalu menggoda saya untuk singgah.

Bagai gadis manis, perpustakaan itu selalu "tersenyum" kepada saya setiap kali saya melintas di depannya. Lalu, ia "memanggil-manggil" saya untuk bersedia bertandang. Siapa yang tak tergoda?

Dari membaca di gedung tua penuh buku itu saya sedikit mengenal dunia psikologi, termasuk teori Ivan Pavlov, tentang stimulus dan renspons yang dieksperimenkan pada anjing. Tentang hal ini, saya tak pernah lupa, he he.

Bersamaan dengan itu, saya mulai rajin ke toko buku untuk menikmati keindahan pemandangan dari tumpukan buku. Mau membeli? Tidaklah, karena saya tak pernah punya bekal untuk sanggup membeli buku. Kedatangan ke toko buku semata-mata untuk membaca, seperti saya ke perpustakaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline